25 February 2018

PENCARI MUTIARA

Suatu ketika.

Seorang Penyelam Tua yang pernah menemukan mutiara langka memberitahu penduduk sekitar,

"Ada mutiara yang sangat langka, berada dalam kerang di dasar laut."

Mendengar berita itu, para pendudukpun terpikat hatinya, maka banyaklah orang yang datang ke pinggir laut untuk mendapatkannya.

Seseorang di antaranya bertanya,

"Mana mutiara itu..? Aku tidak melihatnya, padahal orang-orang mengatakan bahwa mutiara itu di laut."

Lalu datanglah seseorang dengan sebuah usul yang brilian,

"Karena kerang itu ada di dasar laut, maka kita harus menimba laut agar kering, sehingga mutiara-mutiara tersebut dengan mudah dapat kita temukan."

Tapi Penyelam Tua itu berkata,

"Laut yang begitu besar tidak mungkin kering dengan ditimba oleh manusia, karena untuk itu, selain menimba, juga harus menggali tanah seluas laut agar air laut tidak kembali ke asalnya."

Lebih lanjut Penyelam Tua itu berkata,

"Untuk mendapatkan mutiara itu memang harus menyelam, dan belajar menjadi penyelam kepada Penyelam yang berpengalaman. Karena laut begitu dalam dan tidak seperti kolam biasa, maka diperlukan penyelam mahir yang betul-betul menguasai teknik dan punya kemampuan untuk mengajarkannya kepada yang dibimbingnya.

Selain penyelam yang ulung, juga memerlukan keberuntungan, karena tidak semua kerang mengandung mutiara yang didamba. Kita memerlukan pelatih menyelam yang ulung, agar menjadi seorang penyelam ulung dan juga beruntung untuk mendapatkan kerang yang berisi mutiara di antara kerang-kerang yang ada di dasar laut."

**

Seperti itulah pemahaman seseorang yg telah berhasil mendapat mutiara di laut terdalam, seorang "penyelam" yg telah berhasil mendapatkan "pengetahuan", menjadi seorang ‘Arif billah, dan hasilnya adalah kemampuannya untuk "terbang" dengan ruhaninya menuju Alam Qurbah, sebagaimana ucapan Maulana Jalaludin Rumi :

"Burung Simurgh di gunung Qaf adalah Qurbahku,
Burung Elang adalah kekuatanku.
Penyelam (mutiara) adalah hidupku,
Jadilah seperti ahli permata,
Hingga kau bisa mengenali nilai manusia dan jiwa."

Seorang Abid (ahli ibadah) berjalan ke surga, sedangkan seorang ‘Arif billah ‘terbang’ ke alam Qurbah, menjadi seorang Insan Kamil, kekasih-Nya, yg terbuka Ruh Qudsi-nya.

Kalbu para ahli Makrifat memiliki mata, Mampu melihat apa yg tidak bisa dilihat orang biasa, Memiliki sayap yg bisa terbang tanpa bulu, Mengepak hingga Malakutnya Tuhan Pencipta Alam.


Semoga...
#ombad #tasawuf