26 February 2018

MENELAN MENTAH, HARFIAH

Suatu ketika.. ada yg bertanya (AA) ke sy (CC).

AA : "Belakangan saya agak bingung. Ada temen ngasih alamat blog : http://potrethitamislam.blogspot.co.id/2013/07/teror-dan-pembunuhan-oleh-muhammad.html?m=1
Terlepas siapa penulisnya, tapi apa benar begitu..?"

CC : "Kalo yg sy pelajari, gak seperti itu, Ada aturan-aturan perang Nabi, perlakuan para tawanan, perlakuan ke alam sekitar, anak-anak, wanita, orang tua, dsb. Semua Nabi itu utusan Allah, maka akhlaknya pun mulia, begitupun dalam konteks khalifah alam, pasti mendahulukan Rahmat (kasih sayang). Dalam konteks 'sejarah' tersebut, kita harus bisa memilah, apakah Nabi sebagai: pribadi, suami, Nabi/rasul atau kepala negara. Nah kadang, suka kecampur-campur positioning nya."

AA : "Nah itu dia maksud saya Kang, soalnya sekarang ini seperti yang pernah Akang tulis, Islam di negara kita ini kok jauh dari damai, terutama setelah suatu kelompok makin berkibar. Secara global, hampir semua negara dengan mayoritas muslim penuh dengan kekerasan, kecuali Indonesia, untuk saat ini."

CC : "Iya.. betul sekali.."

AA : "Di mana salahnya..?"

CC : "Menurut sy, masalahnya karena aspek hukum/syariat nya 'ditelan mentah'. Banyak umat kan tahunya 'hasil produk' hukum. Harusnya kan mulai belajar memahami disiplin ilmu islam yg lainnya, dan juga paham budaya Arab waktu itu (abad 6 M)."

AA : "Belakangan para ustadz di mesjid-mesjid mulai juga dengan 'menelan mentah-mentah' itu."

CC : "Ya, dan itu bagian dari 'hukum alam'. Akan selalu ada yg diam dan tidak mau berkembang. Merasa puas dengan yg sudah dipahaminya. Itu yg dimaksud 'seperti buih'. Dan di lain sisi, akan ada yg berusaha terus menggali, menambah ilmu/pemahaman dan selalu berusaha agar kesadarannya berproses. Dari aturan hukum sampai menjadi akhlak/adab, dan dari ilmu sampai menjadi 'Arif. Seperti bentuk segitiga/piramid, makin ke atas makin sedikit karena memang sulit melepaskan ikatan hijab."

AA : "Kelihatannya ada missing link antara sumber dan aplikasinya."

CC : "Iya. Itu di 'ushul fiqh'.. dan penyambungnya di 'tasawuf'. Padahal tasawuf itu sederhana.. kalau kita bisa sayang/baik ke anak, masa gak bisa baik ke orang lain. Hanya masalah pengaplikasiannya aja yg diperluas. Jadi belajar memperbesar suatu rasa di hati yg mirip dengan rasa 'sayang ke anak'." 

AA : "Secara individu, iya Kang, pasti begitu, tapi kan di sisi yg lain saya adalah bagian kolektif tadi."

CC : "Iya, itu makanya ada Hadist,
Rasulullah SAW bersabda:

بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

"Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yg terasingkan itu." (HR. Muslim, dari Abu Hurairah ra.)

Ada masukan..?

Ket..
AA itu temennya Cowok Cakep.

Semoga....
#ombad #tasawuf