"Hai orang-orang yg beriman, janganlah kamu Shalat, sedang kamu dalam Keadaan Mabuk, sehingga kamu mengerti apa yg kamu ucapkan." (QS. An-Nisa: 43)
Mungkin termasuk MABUK AGAMA.. dimana jiwanya penuh hasrat kepentingan dan hatinya penuh noda ilusi. Ilusi-ilusi ini yang membuat "mabuk" sehingga memunculkan perasaan "merasa paling beriman" yg memabukkan.
Akhirnya Ego dan Eksistensi pun membiaskan makna Ghirah dan Keihlasan. Menjadikan dirinya tidak menyadari dan tidak mengetahui apa yg dilakukan dan apa yg dibaca. Buta.
Akibatnya, ajakannya bisa jadi Permusuhan dan Kerugian, walau dengan alasan "damai" dan "selamat".
Ajakannya pun bisa jadi malah menuduh Munafik dan Kafir, walau dengan alasan "tauhid" dan "iman".
Dan "berlomba-lombalah dalam Kebaikan" pun jadi samar dalam "berlomba-lombalah dalam Teriakan".
Ya, karena tidak mengerti dan belum sadar hikmahnya. Dan mungkin juga hatinya belum "daim" ataupun "wustha". :D
Karena harusnya orang yg sudah "sadar dari mabuk" nya, ketika ia mengerjakan Shalat, maka shalat yg dilakukannya akan berimplikasi ke pembentukan karakter yg berhubungan dengan Kelembutan dan Keteduhan, sebagai akibat dari shalat yg dilakukan dengan penuh Ketundukan dan Kekhusyuan, yg lahir dari pengakuan dalam Penghambaan dan Kehinaan, serta diiringi kesadaran atas Kelemahan dan Keterbatasan diri.
Semoga....
#ombad #tasawuf