13 March 2018

ESENSI ADAM - HAWA

Ada yg bertanya (12 Agustus 2013),

"Dalam khasanah tasawuf kisah adam bertemu hawa di Jabal Rahmah juga ada makna tersendiri katanya, itu bagaimana ya Om (pencerahannya)..?"

**

Adam itu simbol dari PENGETAHUAN (Makrifat), Makhluk ciptaan baru yg keberadaannya disertai dengan Hikmah yg tinggi, para Malaikat dan Iblis pun tidak mengetahuinya, karena pengetahuan mereka terbatas.

Pengetahuan Makrifat merupakan tujuan dari penciptaan manusia, penciptaan Adam. Tanda "makrifat" ini yaitu saat Adam dianugrahi pengetahuan "nama-nama" oleh Allah SWT, dan itulah kenapa Malaikat dan Iblis disuruh SUJUD kepada Adam..

"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya." (QS. al-Baqarah: 31)

Syaikhul Akbar Muhyiddin Ibn Arabi ra. mengatakan, bahwa perintah sujud kepada Adam, bukan bentuk penyembahan Malaikat kepada Adam, tetapi sebagai bentuk penghormatan, karena kedudukan Adam lebih tinggi dibanding semua makhluk itu. Para Malaikat taat dan tunduk kepada Adam.

Sementara iblis, yg memiliki potensi keraguan dan kesangsian, mengabaikan perintah Allah itu. Iblis mengabaikan perintah itu karena dia terhijab dari pemahaman hakikat Adam. Hijab itu adalah bentuk wujudnya Adam saja yg dilihat oleh Iblis, wujud formal dan tekstualnya, sehingga iblis kehilangan hakikat Adam. Padahal kalau Iblis tahu akan makna-makna Hikmah Samawiyah pada Adam, pasti ia akan tetap dalam Mahabbah menuju Ridha Allah Ta’ala.

Iblis mengabaikan Akal Budi dan Himmah yg ada pada dirinya, Ia terhijab dari memandang hakikat-hakikat Adam.

Sekarang saatnya, HAWA.. :D
HAWA merupakan simbolisasi dari NAFS. Ia adalah "nafs", karena berinteraksi dengan jasad yg bersifat gelap. Hidup itu sendiri jika dimetaforkan pada warna, adalah warna hitam. Sebagaimana hati disebut Adam, karena kata Adam itu berkaitan dengan fisik, tetapi tidak bersifat lazim pada karakter. Karena kata “Adamah” berarti kelabu, yaitu warna yang diarahkan menuju warna hitam. Hubungannya dengan TULANG RUSUK.. yg urusan tulang rusuk kan udah faham.. karena tulang rusuknya diambil,

- Kecondongan Adam adalah MENCARI PELENGKAP, atau pencarian "Kelengkapan".

- Kecondongan Hawa (berasal dari tulang rusuk) adalah MENCARI SUMBER, atau pencarian "Sumber Asal".

Nahhh... selanjutnya bagian yg ramainya... :D .. belum ada yg membahas.. ©ombad

Dari uraian sebelumnya :

- Simbolisasi Adam adalah Pengetahuan (Makrifat), dirinya condong kepada pencarian "Kelengkapan", karena selalu merasa ada yg kurang.

- Simbolisasi Hawa adalah Nafs dari Adam, dirinya condong kepada pencarian "Sumber Asal" nya.

Awalnya, mereka "menyatu", terpadu dan bersama, dan kemudian dipisahkan. Ketika terpisah, Kerinduan yang hebat melanda mereka ( :D  .. bahasa sy kayak novel ya..).

Adam merasa Tidak Lengkap. Semua Pengetahuan (Makrifat) nya pun terasa hambar, seperti sayur yg kurang garam. Kenapa hambar..? Karena Nafs dari dalam dirinya, telah terpisah dan menjauh.. oohhh..

Begitupun dengan Hawa, ia merasa kesepian yg hebat, merasa Kebimbangan, dan Keraguan yg semakin pekat mengikat.. Ia merasa tidak punya Sandaran dan Pegangan, gamang. seperti anak ayam kehilangan induk. Nafs nya berusaha mencari Sumber Asalnya.

Nafs nya tidak bisa menemukan "tali pengikat" kejinakannya..

Perjalanan dan pencarianpun mereka lakukan dengan didasari dari Kerinduan dalam dua arah esensi yg berbeda..

Sampai akhirnya Jabal Rahmah (Gunung Kasih Sayang).. :D

Pertemuan 2 hal yg terpisah, Pengetahuan (Makrifat) yg tidak akan bisa bercampur dengan Nafs.

Pertemuan akibat Kerinduan dari ikatan "suatu bagian yg berusaha mencari sumbernya" dan Kerinduan untuk melengkapi "Ketidak-lengkapan" dalam mencapai Kesempurnaannya.

Dan 2 hal yg berbeda sifat (polar) ini hanya bisa "dipadukan" dengan Gunung "Kasih Sayang".. sebuah esensi dari mengedepankan kasih sayang yg sebesar-besarnya, "sebesar gunung"..

Itulah kenapa wanita suka cepat mengatakan, "ini jodohku".. tapi yg dikatakan laki-laki,  "Jodohku bukan ya..?". Itulah kenapa wanita merasa sudah cukup dengan pasangannya, karena seperti telah "menemukan" sumbernya. Dan laki-laki selalu berusaha "mencocokkan" kelengkapannya, "Sudah sempurna atau belum..?"

Dari sinilah kenapa ayat Poligami ada, tapi tidak untuk Poliandri..

Btw, dari esensi Adam - Hawa di atas, nanti akan berhubungan dengan ucapan Ibn Arabi ra. yaitu :

"Perempuan adalah media terbaik bagi para Sufi untuk 'menemukan' Allah.."

Puisi sy ini bisa jadi menjelaskan,

Aku dari bawah ke atas,
Engkau dari atas ke bawah,
Mendekati-Mu Yang Sendiri,
Tidak bisa dengan sendiri.

Engkau turunkan manusia sepasang,
Mendekati-Mu pun menjadi sepasang,
Engkau turunkan kaca cermin-Mu,
Cermin rasa dalam mengenal-Mu.

(Puisi Kehidupan, ombad)


Semoga..
#ombad #tasawuf