Ilmu yg diwariskan Nabi itu melalui dua cara, yaitu:
1. ILMUN FIL AURAQ, atau ilmu Syariah yg tertuang dalam tulisan (buku, kitab) yg diperoleh dengan cara membaca dan mengaji, at-Ta’allum wad Dirasah. Tanpa membaca, ilmu tidak akan diperoleh.
Jenis yg pertama ini bisa anda dapatkan lewat tulisan di kitab, buku, artikel, google, dsb. Dalam konteks tasawuf, ini biasa disebut sebagai "kulit" ilmu. Bisa dipakai untuk Dakwah, tetapi belum tentu Dakwah bil Hikmah. Jadi masih berpeluang menyebabkan adanya jebakan kesalahan pemikiran dan menimbulkan permusuhan.
2. ILMUN FIL ADZWAQ (ilmu rasa, Batin, Sirr, Mahabbah, dsb).
Jenis kedua ini yg dimaksud sebagai SANAD Keilmuan (dalam konteks ilmu lahir, Syariat) ataupun WASHILAH (dalam konteks ilmu batin, tasawuf). Keduanya sama-sama ujungnya tersambung sampai ke Rasulullah SAW. Orang saleh yg memiliki keterkaitan spiritual dengan gurunya, gurunya dengan gurunya, terus bersambung kepada Rasulullah SAW. Hal ini biasa disebut sebagai As-Suluk as-Suhbah, persahabatan yg memberi dampak kepada perilaku lahir batin si murid. Dan keterhubungan jenis ilmu kedua ini lebih dikarenakan adanya "keterhubungan Ruh".
Seperti halnya Rumi yg menemukan potensi ruhaninya setelah mendapatkan bimbingan Syamsuddin Tabriz, ataupun cerita Bima dengan guru hakikatnya, Dewa Ruci.
Dalam konteks edukasi, para guru ini adalah Pendidik, atau Murabbi, dan dalam konteks yg religius (batin, ruh), mereka adalah Penunjuk, atau Mursyid.
Dan mereka inilah yg dimaksud sebagai Pewaris Sempurna Para Nabi (Warasatul Anbiya), dan bukan sekedar ilmu lahir saja, yg dengan cara lain pun mudah didapat, seperti lewat baca buku/kitab ataupun google.
Rasulullah SAW bersabda,
“Ada ilmu yg seperti tiram (tersembunyi). Hanya orang-orang yg mengenal Allah yg mengetahuinya....”
Ilmun fil Adzwaq ini "tersimpan" dalam Sirr atau qalbu terdalam para ’Arifin yg merupakan titipan serta punya keterhubungan dengan Qalbu Rasulullah SAW, dan Rasul tidak memberikannya kepada orang awam, tetapi hanya diberikan kepada para sahabatnya yg terdekat, para "Ashabus Suffah", para penerusnya. Dan lewat barakah Sirr tersebut, Syariat pun bisa berdiri hingga hari kiamat.
Para Ulama Pewaris yg tulen ini akan berdakwah (mengajak beriman kepada Allah) dengan Dakwah dan Hikmah.
Rasulullah SAW bersabda,
“Kamu sekalian harus mau bergabung dengan Ulama dan mendengarkan pembicaraan Ahli Hikmah. Allah menghidupkan Hati dengan cahaya Hikmah, seperti menghidupkan bumi dengan air hujan.”
Semoga....
#ombad #tasawuf #ramadhan27