Fenomena Muslim kekinian, mungkin karena tidak bisa "membangkitkan" dirinya sendiri, akhirnya sebagian Muslim lebih tertarik "membangkitkan" yg diluar dirinya asal masih berhubungan dengan kesamaan "islam" nya.
Penyakit Inferiory Complex memang butuh "suntikan" kebanggaan untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya (baca: kepercayaan diri agama yg dianutnya), lalu diklaim sebagai "pan-islam" dan "ghirah" kebesaran Islam.
Kenapa seperti ini..? Ya karena dalam beberapa tahun terakhir nama Islam banyak "tercoreng" akibat ulah beberapa gelintir oknum dan kelompok yg selalu membawa-bawa nama Islam. Sebagai contoh, ketika kemunculan ISIS pertama kali, langsung euforia "ghirah Islam" mencuat dan banyak orang dan kelompok (yg mengatas-namakan) Islam bersorak mendukung, dalam benak mereka yg buram, dianggaplah ISIS ini pasukan Imam Mahdi. Weks... Kenapa bisa salah, ya karena hawa nafsu yg menutupi "bisikan" hati. Sampai akhirnya beberapa tahun kemudian, barulah para simpatisan ini sadar.. Cuciaan dech.. 😀
Kejadian seperti itu menyebabkan para simpatisan pun "kecewa", dan ketika berulang kali mereka "dikecewakan" (padahal awalnya penuh euforia), lama-kelamaan mereka pun menderita "Inferiority Complex". Dan "penyakit" ini lumayan terobati ketika ada berita ataupun opini yg membuat kebanggaan terhadap agamanya muncul. Saking parahnya terjangkit "Inferiority Complex", sampai akhirnya membabi-buta, bahkan kalau perlu hoax pun ditelan, asal menaikan gengsi keislaman (menurut dirinya), dengan alasan "Inilah semangat, ghirah dan jihad... Allahu Akbar..!"
Akhirnya segala macam diklaim atas nama Islam, dari mulai Sejarah masa lalu sampai Teknologi masa depan.
#KagokEdan lah, sekalian semua diklaim juga dech, bahwa :
- Einstein dan para saintis itu adalah Muallaf,
- Facebook itu aslinya bernama Fasbullah,
- Doraemon itu Durrohman, asalnya dari Arab.
- Patih Gajah Mada itu al-Fatih Gaj Ahmada.
- Dan masih banyak lagi seperti keajaiban-keajaiban bentuk awan, bentuk pohon, buah, dll, sebagai keajaiban Islam.
Memang, sebagian umat butuh yg ajaib-ajaib, maklum mereka sedang menderita Inferiority Complex.. Makin ke sini pun semakin aneh, dimana seorang yg brilian dan punya prestasi dilarikannya ke agama yg dianutnya, padahal di al-Quran pun sudah jelas bahwa mereka bisa seperti itu ya karena usaha keras dirinya, menggunakan akalnya, terlepas agamanya apapun.
Seperti itulah ketika Objektivitas dikalahkan Hawa Nafsu, lalu diberi bumbu "pembenaran" atas nama Ghirah ataupun Jihad. Mereka mungkin lupa bahwa syarat Ghirah maupun Jihad itu "karena Allah" dan bukan "karena nafsu". Jihad fi sabilillah dan bukan "Nafsu rasa Jihad fi sabilillah".
Jadi, mendingan kita banyak introspeksi dan "mengolah diri" saja biar hawa nafsunya berkurang, sehingga bisa membedakan mana hawa nafsu dan mana yg bukan hawa nafsu (baca: cahaya Ruh). Bisa membedakan mana ghirah, mana kebanggaan diri, ego atau eksistensi.
"Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik." (sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw.)
Semoga....
#ombad #ramadhan23