Ketika sedang mengalami suatu masalah yg menyakitkan, apakah merasa sedang disiksa, ditegur, diperhatikan atau disuruh fokus menghadap...?
Silakan renungkan cerita ini :
Seorang Mandor bangunan yg berada di lt. 5 ingin memanggil pekerjanya yg lagi bekerja di bawah. Setelah sang Mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena fokus pada pekerjaannya dan bisingnya alat bangunan.
Sang Mandor terus berusaha agar si Pekerja mau menoleh ke atas, dilemparnya Rp. 1.000 yg jatuh tepat di sebelah si Pekerja.
Si Pekerja hanya memungut Rp. 1.000 tsb dan melanjutkan pekerjaannya.
Sang Mandor akhirnya melemparkan Rp. 100.000 dan berharap si Pekerja mau menengadah "sebentar saja" ke atas. Akan tetapi si Pekerja hanya lompat kegirangan karena menemukan Rp. 100.000 dan kembali asyik bekerja.
Pada akhirnya sang Mandor melemparkan batu kecil yg tepat mengenai kepala si Pekerja. Merasa kesakitan akhirnya si Pekerja baru mau menoleh ke atas, dan melakukan komunikasi dengan sang Mandor.
Ketika disuruh berpuasa, maka "siksaan" rasa lapar dan haus harusnya bisa membuat seorang hamba makin terfokus, atau dengan kata lain, kondisi tubuh yg "tersiksa" itu merupakan tanda "sangat diperhatikan" biar lebih terfokus kepada Tuhan.
Itu makanya disebut "Puasa itu (hanya) untuk-Ku.."
"Semua amalan Bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yg akan membalasnya, dan puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan berteriak-teriak..." (Hadist Qudsi)
Semoga....
#ombad #ramadhan26