Hukum Tarik Menarik (The Law of Attraction) merupakan Sunnatullah yang berlaku di alam semesta. Dan semua manusia tidak akan lepas dari aturan ini.
Ibnu Majah ra. meriwayatkan sebuah kisah dalam kitab Hadistnya :
Suatu hari, Rasulullah SAW menjenguk seseorang yang sedang sakit demam. Beliau menghibur dan membesarkan hati orang tersebut.
Beliau bersabda,
"Semoga penyakitmu ini menjadi penghapus dosamu."
Orang itu menjawab,
"Tapi ini adalah demam yang mendidih, yang jika menimpa orangtua yang sudah renta, bisa menyeretnya ke lubang kubur."
Mendengar keluhan orang itu, Rasulullah SAW bersabda,
"Kalau demikian anggapanmu, maka akan begitulah jadinya."
Sekali lagi, harap diingat, "Kalau demikian anggapanmu, maka akan begitulah jadinya".
Perhatikan lagi pesan Rasulullah SAW berikut ini :
"Barangsiapa yang Ridha, maka keridhaan itu untuknya. Barangsiapa mengeluh, maka keluhan itu akan menjadi miliknya." (HR. at-Tirmidzi)
"Salah satu kebahagiaan seseorang adalah keridhaannya menerima keputusan Allah." (HR. Ahmad)
Inilah Sunatullah. The Law of Attraction. Jika anda melempar batu, maka bersiaplah batu itu akan menimpuk balik anda. Pikiran yg anda prasangkakan keluar, bisa membentuk sesuatu yg diprasangkakan.
Jika kita berpikiran bahagia, maka kita akan bahagia. Jika kita berpikiran sedih, maka kita menjadi sedih. Jika kita berpikiran sehat, maka kita pun akan sehat. Jika kita berpikiran sakit, kita juga menjadi sakit. Jika kita berpikiran sukses, maka kita niscaya sukses. Jika kita berpikiran gagal, kita menjadi gagal.
Seperti itulah yg dimaksud "You are what you think" (Anda adalah apa yang Anda pikirkan), dan nantinya sangat berhubungan dengan konsep Mind (Brain) Power, hingga pada tahap selanjutnya yaitu penyelarasan mind, soul & body.
Itulah kenapa kita harus bisa melatih agar lebih banyak Positive Thinking (berpikir positif) dan jangan pernah biarkan Negative Thinking (pikiran negatif) membelenggu otak dan kehidupan kita. Kenapa harus bisa seperti itu..? Supaya yakin bahwa yg kita alami itu sesuatu yg positif, karena memang itu yg terbaik dari Allah. Dan semua bisa yakin bahwa taqdir itu adalah yg terbaik untuk dirinya.
Rasulullah SAW (pada tiga hari sebelum wafat) bersabda :
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
"Janganlah salah seorang diantara kalian mati melainkan ia harus berhusnudhon (baik sangka) kepada Allah." (HR. Muslim, dari Jabir ra.)
Kenapa kita harus terus berupaya agar selalu baik sangka kepada Allah..? Karena Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Jika seseorang buruk sangka kepada Allah, maka keburukan itu yg akan menimpa orang tersebut, begitupun jika ia baik sangka, maka kebaikan pun akan melimpahinya.
Dalam hadist Qudsi, Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
"Aku (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku." (Muttafaq ‘alaih, dari Abu Hurairah ra.)
Jadi tugas kita hanya Berusaha Optimal dan Berdoa, serta semua itu dengan didasari keyakinan berbaik sangka kepada Allah, dan selanjutnya serahkanlah urusan hasilnya kepada Kehendak Allah SWT. Hal ini yg dimaksud sebagai "Orientasi Proses" dan bukan "Orientasi Hasil".
Rasulullah SAW bersabda :
"Ketika seorang hamba berkata Laa Haula Wa Laa Quwwata Ila Billah, maka Allah berfirman, 'Lihatlah (hai para malaikat), orang ini telah menyerahkan urusannya kepada-Ku'." (HR. Ahmad)
Mungkin karena bisa menutupi (menyembunyikan) masalah ataupun kekurangannya tanpa berkeluh kesah, maka seseorang pun bisa terlihat begitu nikmat hidupnya di mata orang lain.
Cemmugguudhh eaa...
Semoga....
#ombad #tasawuf #ramadhan24