11 July 2018

IBADAH KHAYALAN

Seringkali diri ini ingin berkata, "Tuhan sudah menyaksikan semua dosa yg kulakukan, tetapi karena kemurahan-Nya, Dia masih juga belum menghukumku."

Tetapi suara di lubuk hati sering terdengar mengingatkan, "Engkau merasa Tuhan belum menghukummu padahal sebaliknya, Dia sudah menghukummu, tapi dirimu tidak menyadarinya."

Seringkali dalam kesombongannya, diri ini pun berkata, "Aku sering membasuh tangan, kaki dan anggota tubuhku agar selalu bersih."

Tetapi nurani sering menyangkal dan menasehati, "Tubuhmu penuh karat, tangan kakimu terikat. Dirimu seperti wajan penuh jelaga yg bertahun-tahun lamanya kian menebal. Sampai dirimu pun tak mampu mengukur tebalnya jelaga tubuhmu."

Dan memang, tulisan pada selembar kertas yg putih bersih akan mudah terbaca, seperti halnya wajan bersih yg terkena api pun akan mudah terlihat jelaga bekasnya. Berbeda jika kertas itu diremas berulang-ulang, lusuh dan terkoyak-koyak, sehingga sulit terbaca, semua menjadi kabur dan bias.

Tetapi kerasnya hati tetap belum bisa mengakui dan masih bertanya, "Aku tetap ingin tahu satu tanda bahwa Dia benar-benar telah menghukumku."

Ah, pohon yg berdiri depan rumah seolah berkata, "Tuhan takkan menyingkap rahasiamu, tapi Dia akan tunjukkan sampai engkau mengerti. Bukankah engkau belum menikmati semua ibadahmu..? Bukankah hasil panen semua kebun buahmu tidak memberikan manisnya rasa..? Bukankah hidupmu lebih banyak kehambaran, tanpa cita rasa, dan tanpa kenikmatan..?"

Dan memang, aku seperti itu, ibadahku hanya sekedar khayalan belaka. Aku malu mengandalkan amalku, dan kusadari, aku butuh Rahmat-Mu.

Semoga....
#ombad #puisi #tasawuf