10 July 2018

BALERANTE

Mumpung lagi di kampung. Ketika sedang berdiri di tanah keluarga, sy selalu teringat yg punya tanah ini dulunya (tahun 1920-an). Di tanah ini pernah berdiri sebuah pesantren yg didirikan oleh Ajengan Balerante dan istrinya, yaitu Ibu Hafsah.

Kalau dulu di kampung, terkenalnya dengan nama Ajengan Balerante, dan jarang orang mengetahui namanya yg asli, yaitu KH. Ahmad Masduqi al-Muqri.
Pada thn 1924, KH. Ahmad Masduqi memindahkan pondok pesantrennya ke sebelah selatan kampung, dan diberi nama Ponpes Al-Barokah. Dan pada tahun 1991, cucu Beliau (Ajengan Momod atau KH. Ismail Badruzzaman) merubah nama pesantrennya menjadi Asy-Syafi’iyah.

Ajengan Masduqi Balerante ini begitu terkenal pada masanya, karena kealimannya dalam banyak bidang agama. Keluasan ilmunya ini, karena kecintaan Beliau dalam mencari ilmu bahkan sampai ke Makkah dan Madinah untuk berguru kepada ulama-ulama besar di sana.

Dalam Risalahnya tentang Tajwid Syeikh Muqri diutarakan nama guru-guru beliau, yaitu : Syeikh Masyayikh Sayyid Abu Bakar bin Muhammad Syatho, Syeikh al-Muqri Muhammad Minsyawi al-Misri (guru besar qiraat, terutama qiraat Imam Ashim, itu makanya Ahmad Masduqi mendapat gelar al-Qori, yg sangat jarang waktu itu di Indonesia), Syeikh Nahrowi, dsb.

Beberapa Karya Tulisnya:

- Risalah Tajwid Syeikh al-Muqri, diterbitkan oleh percetakan Ali Aidrus, Pasar Senen, Batavia.
- Tafsir al-Qur'an (14 jilid).

KH. Ahmad Masduqi al-Muqri wafat 1935, dan dimakamkan di kompleks Pesantren Balerante Cirebon. Pesantrennya di Sukawening - Garut, diteruskan oleh menantunya, KH. Badruzzaman (muqaddam Tarekat Tijaniyah), lalu oleh cucunya (Ajengan Momod) dan sekarang oleh para cicitnya.


Semoga...
#ombad #ulama