30 May 2019

PUASA, BELAJAR DAMAIKAN DIRI

DIRI itu terdiri dari tiga tubuh ; Fisik, Jiwa dan Spirit (ruh). Damai itu adalah adanya keselarasan ketiga tubuh ini secara terintegrasi, tidak saling bertengkar dan saling melemahkan. Secara fitrah, otoritas tertinggi dari semua aspek tubuh ini adalah tubuh ruhnya, karena ruh lah yg terus-menerus terhubung dengan cahaya Tuhannya.

Berdamai dengan diri --baik tubuh Fisik, Jiwa maupun Spirit-- ini berarti terciptanya harmonisasi antar ketiga tubuhnya. Harmonisasi ini terjadi karena adanya "inner communication" yang kontinu dalam siklus : rahmat - hidayah - taufik - inayah.

Puasa itu "menahan", bukan sekedar menahan lapar saja. Manusia akan bisa berdamai dengan dirinya jika bisa "menahan" keinginannya, tidak saja dalam urusan perut tetapi juga jiwa dan hatinya. Inilah pengendalian diri secara holistik.

"Setan dibelenggu ketika bulan puasa" tentu bukan sekedar harfiah tetapi berhubungan dengan upaya pengendalian diri seperti ungkapan Hadist "Sesungguhnya setan itu menyusup dalam aliran darah manusia, karena itu persempitlah jalan masuknya dengan lapar/puasa". Itulah setan-setan dalam darah (baca : jiwa) yang masih dipengaruhi hawa nafsu.

Jadi, Mujahadah untuk mencapai Musyahadah akan sulit jika hanya berpuasa menahan lapar tubuh fisik saja.

Rasulullah SAW bersabda,

Al-Mujahidu man jahadi nafsahu fi ta’at Allah ‘azza wa jalla.

Pejuang (mujahid) adalah orang yang memperjuangkan nafs-nya dalam mentaati Allah azza wa jalla.” (HR. Tirmidhi, Tabrani, Hakim, dll)

Tubuh Jiwa (nafs) yang menjadi "kulit" dari Tubuh Ruh ini akan menjadi hijab/penghalang "perdamaian" dari keseluruhan tubuh jika Tubuh Jiwanya masih berjaket "amarah", berbaju "lawwamah" dan berkaos dalam "mulhimah". Jika ketiga pakaian tubuh jiwa tersebut belum bertransformasi menjadi "muthmainnah", lalu "radhiyyah", "mardhiyyah" dan "kamilah", maka akan sulit berdamai dalam diri sendiri.

Pancaran cahaya ruh akan terdistorsi bahkan terhalangi jika Hawa Nafsu rendah dalam Tubuh Jiwa masih menutupinya. Ruh yang selalu terhubung dengan cahaya "kedamaian Darussalaam" ini pun akan kesulitan untuk menjadi penerang ke semua aspek tubuh.
 
Lewat Mujahadah menuju Musyahadah ini kita akan mengetahui bahwa terbukanya lapisan pakaian tubuh jiwanya secara bertahap ini akan seiring dengan terbukanya Dada, Qalb, Fuad, Syaghaf, Lubb dan Sirr.

Dan akhirnya terbukalah Fitrah dirinya yang "damai" seperti halnya "kedamaian Darussalaam" yang menjadi visi/tujuan dari fitrahnya. Seperti itulah "barangsiapa mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya".

 
Semoga..
#ombad 25 #ramadhan 1440 H.
#tasawuf #damai

**

Hadist Qudsi :

ﺒﻨﻴﺖ ﻓﻰ ﺟﻮﻒ ﺍﺒﻦ ﺃﺪﻢ ﻗﺼﺭﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻗﺼﺭ ﺼﺪﺭﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺼﺪﺭ ﻗﻟﺒﺎ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻗﻟﺐ ﻓﺅﺍﺪﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻓﺅﺍﺪ ﺷﻐﺎﻓﺎ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺷﻐﺎﻑ ﻟﺒﺎ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻟﺐ ﺴﺭﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺴﺭ ﺃﻨﺎ

Aku jadikan pada Anak Adam itu ada Qasrun (istana), di situ ada Shadr (dada), di dalam dada itu ada Qalbu, di dalamnya lagi Fuad, di dalamnya lagi ada Syaghaf, juga di dalamnya ada Lubb, dan di dalamnya ada Sirr, di dalamnya itulah ada Aku."

**

Rahmat adalah Kasih sayang (dari) Allah.

Taufik adalah Restu/ijin (dari) Allah untuk amal-amal baik yg dilakukan.

Hidayah adalah Petunjuk dan Bimbingan (dari) Allah.

Inayah adalah Bantuan dan Pertolongan (dari) Allah.