Semua Muslim pasti berkeinginan dan merindukan Lailatur Qadar, yg nilainya sama dengan "1000 bulan", meski kata "seribu" (alfi) dalam bahasa Arab (dulu) itu maknanya bukan sekedar jumlah 1000, tapi juga "hitungan tertinggi", bisa juta, milyar bahkan trilyun. Sebutlah Paling Puncak.
Jika mengganggap Lailatul Qadar sekedar "hadiah yang jatuh dari langit" maka nanti banyak orang yang lebih mementingkan hasil (orientasi hasil), hanya akan rajin ibadah saja di malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir Ramadhan, dan melempem lagi di hari-hari biasa.
Dalam beragama, yg harus dipahami oleh seorang hamba adalah istiqamah dalam beribadah. Awalnya ritual lalu selanjutnya menyentuh perbaikan jiwa dan spiritual. Awalnya terasa berat memenuhi Kewajiban lalu akhirnya terasa ringan karena Kebutuhan. Jadi ada suatu "proses" perbaikan ke dalam diri maupun ke lingkungan sekitar, selaras dengan kata "sholeh" yg artinya "memperbaiki". Hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini.
Jika dianalogikan, Lailatul Qadar itu seperti putaran terakhir dalam pertandingan (misal) lari. Pertandingan yg dimulai sejak awal tahun (bulan Muharram), kemudian makin menguatkan niat pada Nisfu Sya'ban, semakin semangat dan fokus di Ramadhan, sampai memasuki putaran terakhir di akhir Ramadhan. Sampai akhirnya sukses memasuki garis finish menjadi juara, diberi selamat oleh para malaikat serta ruh-ruh orang sholeh, dan bisa naik podium diberi medali "kelahiran kembali", bertemu dengan "fitrah diri".
Jadi Lailatul Qadar itu adalah "suatu rangkaian dalam proses transformasi kesadaran" dan bukan sekedar "hadiah yg jatuh dari langit" ataupun "fenomena alam" yg tinggal ditunggu pada malam tertentu, sementara malam-malam lainnya tidak melakukan proses apa-apa.
Jadi jika "maqam" Lailatul Qadar itu berada di tingkat 100, maka akan sulit dicapai jika "modal awal" nya hanya di tingkat 20, karena Lailatul Qadar itu seperti "finalisasi" suatu rangkaian proses tahunan atau lebih. Ada rangkaian Sunatullahnya dan bukan merupakan sesuatu yg instan, karena Allah itu Maha Adil.
Allah Maha Adil dan Maha Mematuhi aturan yang dibuat-Nya (sunatullah). Hamba-Nya yang berproses akan lebih dicintai daripada yang tidak. Proses dari -2 ke 6 itu lebih baik daripada 6 ke 8, itu makanya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan berinstrospeksi, serendah apapun awalnya.
Sekali lagi, Lailatul Qadar itu merupakan bentuk dari keseluruhan proses Qurbah (pendekatan kepada Allah), dan bukan hanya sekedar hasil yang mudah didapat dan diraih dalam waktu semalam.
Dan itulah kenapa Rasulullah SAW tak pernah membocorkan kapan Lailatul Qadar terjadi.
Semoga...
#ombad 21 #ramadhan 1440 H.