Narasi yg biasa dipakai para teroris di Timteng adalah narasi menyalahkan aparat hukum, sehingga sebagian rakyat pun ikut-ikut tidak mempercayai mereka. Dan ini merupakan titik awal untuk memudahkan tujuan chaos, yaitu ketidak-percayaan kepada aparat hukumnya.
Ketika sudah tidak percaya maka akan mudah diarahkan untuk membenci aparat hukum, lalu dikembangkan untuk membenci Pemerintah juga. Pola gebyah uyah seringkali dipakai lalu diramu dengan ayat-ayat biar terlihat agamis, kadang juga dibantu pakaian dan teriakan takbir.
Jika menganalisa Hadist di bawah ini maka akan ketemu siapa sebetulnya yg tidak benar dalam menerapkan agamanya.
Rasulullah SAW telah bersabda,
و المؤمن من أمنة الناس على دمائهم و أموالهم
“Seorang MUKMIN --yang sempurna-- yaitu seseorang yang manusia MERASA AMAN Darah dan Harta mereka dari gangguannya.” (HR. Tirmidzi & An-Nasa’i)
Keyword : Mukmin - Iman - Aamana (aman).
Pertanyaannya,
Kriteria Mukmin sejati itu dipenuhi oleh siapa :
- Apakah Perusuh yang merasa sedang berjihad tapi membuat kerusuhan, chaos, membuat rakyat merasa khawatir, ketakutan dan tidak aman ?
- Ataukah Aparat hukum (TNI & Polri) yang walaupun mereka ini tidak mengaku sedang berjihad, tapi berusaha menjaga keamanan supaya warga sekitar selamat, merasa aman, tidak takut dan khawatir ?
Coba bayangkan keluarga para aparat hukum yg selalu berdoa, ngaji demi keselamatan suaminya. Jadi siapa sebetulnya yang lebih pantas menyandang predikat Mukmin. Coba renungkan, bagaimana anak, istri dan keluarga para aparat ini di rumah, mereka berusaha khusyuk, berdoa dan ngaji buat keselamatan suaminya, keselamatan ayah dari anak-anaknya. Mereka berdoa diantara Kekhawatiran (khauf) dan Harapan (roja') kepada Tuhannya agar melindungi sang tulang punggung keluarga dalam tugasnya serta bisa pulang ke rumah dalam kondisi selamat.
Para anak istri aparat hukum ini berusaha mendekati Allah SWT dengan disertai kecintaan, bukan seperti orang-orang yg merasa sedang berjihad tetapi teriakan takbirnya dalam kemarahan dan kebencian.
“Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: 'Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)
Jadi siapa yg lebih pantas disebut Mukmin dan Mujahid ? Silakan pakai akalnya.
Ingat, Ajaran Islam itu tidak buruk meski sebagian pemeluknya membuat image yang buruk.
Semoga..
#ombad 22 #ramadhan 1440 H.