19 January 2018

MURSYID

"... Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang Wali Mursyid." (QS. al-Kahfi : 17)

"Barangsiapa yang tidak mempunyai Mursyid, maka Setanlah yang akan menjadi gurunya." (Imam Malik ra.)

"Jika seseorang berjalan tanpa Mursyid, dia akan tersesat. Dia akan menghabiskan umurnya tanpa mencapai apa yang diharapkan." (Ibnu Athaillah ra.)

Dalam Tasawuf, para Salik yg berjalan tanpa bimbingan ruhani dari Mursyid, tidak akan atau sulit untuk membedakan mana bisikan-bisikan lembut (Hawathif) yg datang dari Allah melalui malaikat, dan mana yg dari setan atau jin.
Artinya, tanpa Mursyid sulit untuk Sampai kepada Allah (Wushul).

Dalam kitab al-Mafaakhirul ‘Aliyah, karya Ahmad bin Muhammad bin ‘Ayyad, ditegaskan, -- dengan mengutip ungkapan Syeikh Abul Hasan asy-Syadzily ra, -- bahwa syarat-syarat seorang Syeikh atau Mursyid yg layak (minimal) ada lima:

1. Memiliki sentuhan rasa ruhani yang jelas dan tegas.
2. Memiliki pengetahuan yang benar.
3. Memiliki cita (himmah) yang luhur.
4. Memiliki perilaku ruhani yang diridhai.
5. Memiliki matahati yg tajam untuk menunjukkan jalan Ilahi.

Sebaliknya kemursyidan seseorang gugur manakala melakukan salah satu tindakan berikut:

1. Bodoh terhadap ajaran agama.
2. Mengabaikan kehormatan umat Islam.
3. Melakukan hal-hal yang tidak berguna.
4. Mengikuti selera hawa nafsu dalam segala tindakan.
5. Berakhlak buruk tanpa peduli dengan perilakunya.

Syeikh Abu Madyan ra. menyatakan, siapa pun yang mengaku dirinya mencapai tahap ruhani dalam perilakunya di hadapan Allah SWT, lalu muncul salah satu dari lima karakter di bawah ini, maka, orang ini adalah seorang Pendusta Ruhani :

1. Membiarkan dirinya dalam kemaksiatan.
2. Mempermainkan taat kepada Allah.
3. Tamak terhadap sesama makhluk.
4. Kontra terhadap Ahlullaah.
5. Tidak menghormati sesama umat Islam sebagaimana diperintahkan Allah SWT.

Mursyid itu :

1. Syaikh al-Iradah, yaitu tingkat tertinggi dalam thareqat yg iradahnya (kehendaknya) telah bercampur dan bergabung dengan hukum tuhan, sehingga dari Syaikh itu atau atas pengaruhnya orang yg meminta petunjuk menyerahkan jiwa dan raganya secara total.

2. Syaikh al-Iqtida’, yaitu guru yg tindak tanduknya sebaiknya ditiru oleh murid, demikian pula perkataan dan perbuatannya.

3. Syaikh at-Tabarruk, yaitu guru yg selalu dikunjungi oleh orang-orang yg meminta petunjuk, sehingga berkahnya melimpah kepada mereka.

4. Syaikh al-Intisab, yaitu guru yg atas campur-tangan dan sifat ke-bapak-annya, maka orang yg meminta petunjuknya akan beruntung, lantaran bergantung kepadanya. 

5. Syaikh at-Talqin, yaitu guru ruhani yg mengajar setiap individu anggota thariqat dengan berbagai do’a atau wirid yg selalu harus diulang-ulang.

6. Syaikh at-Tarbiyah, yaitu guru yg melaksanakan urusan-urusan para pemula dari pengamal thariqat.


علمناهذا مقيد بالكتاب والسنة فمن لم يقرأ القران ولم يكتب الحديث ولم يجالس العلماء لايقتدى به فى هذا لشأن


Ilmu kita ini (tarekat) terikat oleh al-Qur'an dan as-Sunnah. Siapa saja yang belum belajar al-Qur'an dan as-Sunnah dan tidak pula pernah duduk di depan para Ulama (untuk menuntut ilmu) orang tersebut tidak boleh diikuti di dalam tingkah laku tarekat ini.” (Syeikh Abu Qasim Junaidi ra.)


ومن شرائط الشيخ ان يكون عالما بالاوامر الشرعية عاملا بهاواقفا على اداب الطريقة سالكا فيهاكاملا فى عرفان الحقيقة وواصلا اليهاومحرصا عن جميع ذلك


Diantara syarat guru Tarekat adalah alim atas perintah-perintah Syara`, mengamalkannya, tegak di atas Adab-adab tarekat serta berjalan di dalamnya, sempurna pengetahuannya tentang Hakekat dan sampai pada hakekat itu serta IKHLAS dalam semua hal tsb." (Syeikh Hasyim Asy'ari ra.)

"Buruk sekali bagi orang yg belum belajar ilmu-ilmu. Belum mengetahui yg Maujud dan Ma'dum. Tidak pula mengerti hukum Islam. Tidak pula mengetahui seluruh hukum-hukum. Juga tidak tentang ketetapan, ilmu Ushuluddin dan Nahwu. Demikian pula tidak mengetahui ilmu al-Qur'an, Pidana dan Burhan. Dan tidak pula mendayakan ilmu Hal. Dan juga tidak mengerti tentang martabat para guru. Serta tidak mengetahui rahasia ilmu Nasakh dan Mansukh. Sungguh buruk sekali orang demikian itu apabila ia menduduki martabat para Syeikh." (Syeikh Ahmad at-Tajibi ra., kitab Mabaahisul Ashliyah)

Syeikh Hasyim Asy`ari mengatakan, betapa buruk gambaran seseorang yg mengaku menjadi guru tarekat, sementara belum mendalami semua ilmu sebagaimana tsb di atas. Beliau menyarankan kepada kita, jika belum menemukan guru seperti kriteria yg telah disebutkan pada syarat di atas, maka seseorang boleh mencukupkan diri dgn mendalami kitab Sullam Taufiq, Safinah, Bidayah dan lainnya.


Semoga...
#ombad #tasawuf #mursyid