27 August 2017

SUNDA WIWITAN

Mau diakui sebagai Agama atau bukan itu bukan hal yg penting. Bisa kita lihat "Agama" saat ini hanya jadi sebuah "lembaga" bahkan hanya makin menguatkan ego dan eksistensi pemeluknya, dan banyak yg lupa bahwa Agama itu adalah suatu cara/metodelogi agar bisa mendekati Tuhan, serta bisa memahami Tuhan yg tidak terjangkau akal, tapi bisa dirasakan kehadiran-Nya di dalam diri.

Segala sesuatu tidak akan jadi Kebahagiaan jika tidak ada nilai ketuhanan (transenden) di dalamnya (pasrah, ikhlas, qanaah, dsb). 

Seperti agama-agama lain yg sudah diakui kelembagaannya, Sunda Wiwitan pun sama juga mengajarkan tentang konsep kebaikan, etika, tatakrama, standar moral, hari pembalasan, sorga dan neraka. Artinya ada kesamaan dalam proses "mengikat diri" dengan hal yg "imaginer" agar manusia patuh dan bisa mengaktualisasi etika serta standar moral yg baik dan benar, baik terhadap dirinya, orang lain maupun lingkungannya. Dan ujungnya sama, agar tercipta keselarasan dan keharmonian di muka bumi.

Kan lucu jika karena eksistensi agama malah mengakibatkan semakin membesarnya Ego dan Eksistensi, sehingga ujungnya malah memperkeras hati, menjadi sumber konflik dan menjauhkan diri dari kedamaian. Agama yg harusnya jadi metode malah kebablasan, jadi Tuhan atau menuhankan agama.

Dalam memahami Sunda Wiwitan, harusnya paham juga esensinya, dimana WIWITAN berarti Permulaan, Pertama, Asal, Pokok, Jati. Makanya sering disebut juga Jatisunda. Artinya Segala sesuatu harus bisa merujuk sampai sumbernya, yaitu Allah SWT yg disebut sebagai Sang Hyang Keresa (Yang Maha Kuasa), Nu Ngersakeun (Yang Maha Menghendaki). Kadang disebut juga Batara Tunggal (Tuhan Yang Maha Esa), Batara Jagat (Penguasa Alam), dan Batara Seda Niskala (Yang Gaib), yg bersemayam di Buana Nyungcung. Dan semuanya tunduk kepada Batara Seda Niskala.

Dalam keyakinan Sunda Wiwitan, ada tiga macam alam, yaitu:

1. BUANA NYUNCUNG, letaknya paling atas, tempat bersemayam Sang Hyang Keresa.

2. BUANA PANCA TENGAH, tempat manusia dan makhluk lain berdiam.

3. BUANA LARANG, yaitu neraka yg letaknya paling bawah.

Perlu diketahui, antara Buana Nyungcung dan Buana Panca Tengah terdapat 18 lapisan alam, tersusun dari atas ke bawah. Dan lapisan teratas bernama Bumi Suci Alam Padang (Alam Kahyangan atau Mandala Hyang), yg diyakini merupakan tempat tinggalnya Nyi Pohaci Sang Hyang Asri dan Sunan Ambu.

Jadi secara esensi itu sama, dimana setiap manusia harus bisa berproses agar bisa mencapai lapisan alam yg lebih tinggi sehingga bisa merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya.

Mudah-mudahan dalam beragama itu tidak hanya berhenti dalam batasan prosedur saja, tapi ujungnya bisa membentuk etika/akhlaq dalam keseharian dan menjadi budaya.


Semoga...

#ombad #tasawuf #sunda #wiwitan