Kejahatan yg dilakukan Sindikat Saracen seharusnya digolongkan dalam tindakan Subversif atau Terorisme. Kenapa..? Karena provokasi hoax bisa menyebabkan terjadinya kerusuhan sipil akibat konflik horizontal, bahkan antar negara pun bisa Perang dan hancur.
Sejarah mencatat banyaknya korban nyawa akibat berita hoax atau fitnah, diantaranya:
1. Perang Shiffin (657 M), pasca terbunuhnya Khalifah 'Ustman bin Affan ra., umat Islam saling menebar berita hoax tentang pembunuhan tersebut (untuk kepentingan politik) sehingga terjadi perpecahan pertama dalam sejarah Islam. Sampai akhirnya terjadi peperangan antara kubu 'Ali dengan kubu Muawiyah, serta lahirnya sekte-sekte dalam Islam. Karena itu, tak aneh jika Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw. buru-buru menasihati umat Islam agar jangan terjebak dalam kekacauan tersebut lantaran terprovokasi oleh berita bohong.
2. Perang AS - Spanyol di Amerika Selatan (1889), akibat hoax koran Morning Journal (kepunyaan William Hearst), menyebar kabar bohong dan menyeret opini publik, antara lain tentang serdadu Spanyol menelanjangi perempuan AS. Tujuan Hearst adalah bisnis, karena sejak perang berkecamuk, oplah Morning Journal berlipat ganda.
3. Perang Dunia II (1939), yg dipicu kabar hoax dari Adolf Hitler dengan mengabarkan kepada parlemen Jerman, militer Polandia telah "menembaki tentara Jerman pada pukul 05:45." padahal tentara Jerman sendiri yg membunuh pasukan perbatasan Polandia. Dan sejak 1938, Jerman sudah mempersiapkan pendudukan terhadap Polandia.
4. Perang AS - Vietnam (1964), akibat berita hoax yg dibikin oleh Menhan Robert McNamara yg mengatakan kapal perang USS Maddox ditembaki kapal Vietnam di Teluk Tonkin itu mendorong Kongres AS menerbitkan resolusi dan ini menjadi landasan hukum buat Presiden Lyndon B Johnson menyerang Vietnam.
5. Perang Teluk (1991), akibat hoax seorang remaja putri Kuwait, Nariyah, yg bersaksi palsu di depan kongres AS tentang kebiadaban prajurit Irak yg membunuh puluhan balita. Belakangan ketahuan Nariyah adalah putri duta besar Kuwait dan kesaksiannya merupakan bagian dari kampanye perusahaan iklan, Hill & Knowlton atas permintaan pemerintah Kuwait.
6. Pembantaian Rwanda (1994), akibat hoax dari media majalah Kangura yg terus-menerus menyebarkan propaganda kebencian terhadap Tutsi sehingga memicu kebencian ras. Dalam waktu 100 hari, sekitar 800.000 orang etnis Tutsi dibantai oleh ekstremis etnis Hutu yg merupakan etnis mayoritas di Rwanda. Etnis Tutsi yg jumlahnya lebih sedikit menjadi bulan-bulanan dan target genosida. Dan makin meluas, tidak hanya etnis Tutsi saja yg jadi korban, bahkan lawan-lawan politik para pembantai, apa pun asal etnis mereka, turut diseret dalam pembunuhan ini.
7. Perang AS - Irak (2003), akibat hoax Menlu AS, Colin Powell yg mengatakan Irak memiliki senjata pemusnah massal. Meski tak mendapat mandat PBB, Presiden AS George W. Bush, akhirnya tetap menginvasi Irak buat meruntuhkan rejim Saddam Hussein. Hingga kini senjata biologi dan kimia yg diklaim dimiliki Irak tidak pernah ditemukan.
8. Perang Suriah (2015), akibat berita hoax tentang pembantaian oleh Rezim Bashar Assad -termasuk provokasi bahwa yg terjadi adalah ‘perang antar-mazhab’- baik lewat tulisan atau pun foto hoax. Akibatnya, ratusan ribu orang merasa perlu berjihad memerangi Assad, dan puluhan ribuan orang tewas.
9. Dan yg terbaru, ketegangan Saudi - Qatar (2017), putus hubungan diplomatik, akibat hoax terkait tulisan berita Qatar, Qatar News Agency, tentang sikap Qatar yg pro-Ikhwanul Muslimin, Iran, dan Hizbullah, meski pemerintah Qatar mengatakan bahwa hacker telah membuat kutipan palsu dari Emir dan Menlu Qatar.
Belum lagi kasus-kasus kerusuhan yg terjadi di Indonesia yg diakibatkan provokasi hoax, seperti :
- Konflik Ambon, akibat hoax yg memprovokasi berita. Dan ribuan orang menjadi korban, baik menjadi korban jiwa, korban sebagai pengungsi, maupun korban karena trauma yg dideritanya.
- Kerusuhan Curug, akibat hoax, ribuan orang dari tiga desa berbeda merusak puluhan rumah di Desa Curug Kandanghaur, Indramayu.
- Kerusuhan Abepura, akibat hoax pembakaran injil, ratusan massa mengamuk di Abepura, Jayapura.
- Kerusuhan Tanjung Balai, akibat hoax dan propaganda medsos, sehingga terjadi aksi pengrusakan kelenteng akibat kebencian SARA di Tanjung Balai Asahan.
Itulah kenapa "Fitnah lebih kejam daripada Pembunuhan", dan itu pula kenapa tukang fitnah atau penyebar hoax (namimah) ini oleh Rasulullah SAW pun dicap sebagai MANUSIA TERBURUK.
أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخِيَارِكُمْ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِينَ إِذَا رُؤُوا ذُكِرَ اللَّهُ تَعَالَى ثُمَّ قَالَ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِشِرَارِكُمُ الْمَشَّاءُونَ بِالنَّمِيمَةِ الْمُفْسِدُونَ بَيْنَ الأَحِبَّةِ الْبَاغُونَ للْبُرَآءِ الْعَنَتَ
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Maukah kalian aku beritahu siapa orang-orang terbaik di antara kalian..?"
Para Sahabat menjawab, "Mau, wahai Rasulullah."
Beliau bersabda, "Yaitu orang-orang yg jika mereka terlihat maka nama Allah pasti disebut-sebut."
Beliau melanjutkan, "Maukah kalian aku beritahu siapa orang-orang TERBURUK di antara kalian..? Yaitu orang-orang yg suka ke sana kemari menebarkan desas-desus, merusak (hubungan) di antara orang-orang yg saling mencintai, dan berusaha menimbulkan kerusakan serta dosa di tengah-tengah orang yg bersih." (HR. Ahmad)
Udah mah namimah itu paling buruk, ini dibisniskan lagi, ya paling buruk kuadrat.
Semoga....
#ombad #tasawuf #turnbackhoax