Ada sebatang teman yg bertanya ke sy...
TJ : "Kang, dukung siapa dalam urusan konflik Rohingya di Myanmar..?"
KP : "Saya dukung yg tidak bohong dan tidak menyebarkan hoax."
TJ : "Maksudnya...?"
KP : "Begini.. Siapapun orangnya, mau bagaimanapun alasannya, jika ia pakai hoax untuk memprovokasi atas nama agama, maka dibalik semua itu ada niat yg tidak baik."
TJ : "Tapi mereka kan saudara kita..?"
KP : "Iya.. memang. Begitupun yg di Suriah, Yaman, Mindanao, termasuk para pemberontak DI/TII dulu pun saudara kita."
TJ : "Kenapa bawa-bawa Pemberontak..?"
KP : "Lho.. Bukannya di awal-awal urusan Suriah, kamu dulu dukung pemberontak Suriah yg mau gulingkan Assad.. ISIS ni yee..!" :D
TJ : "Ah si Akang mah, dulu kan sy belum tau Kang.. disangkanya urusan agama.."
KP : "Kalau bener urusan agama, kenapa atuh gak dukung Yaman yg diserang Saudi..? Padahal jelas-jelas Muslim yg jadi korbannya..? Ahh jangan-jangan kamu mah anti non-Muslim tapi menyebut diri pro-Islam..?" :D
TJ : "Enggak lah..." :)
KP : "Harus bisa bedakan donk, mana urusan politik, mana urusan agama.. Belajar objektif.. masa urusan politik dibawa-bawa ke agama. Sekarang mah gini aja, bagaimana jika pemicu terjadinya konflik seperti di Rakhine itu terjadinya di Indonesia..?"
TJ : "Emang pemicunya apa..?"
KP : "Duhh.. kamu ini.. pantesan langsung save-save-an Rohingya.. Pemicunya itu karena 24 pos polisi diserang oleh milisi ARSA (Haraqah al-Yaqin) sampai mengakibatkan 10 orang polisi tewas."
TJ : "Ya pasti diburu dan ditumpas lah.."
KP : " Nah.. Itu..! Jadi wajar jika Pemerintah Myanmar menumpasnya dan menyebutnya 'teroris ekstrimis'. Jika hal seperti ini pun terjadi di Indonesia, ya pasti diburu.. ditumpas.. dianggap teroris pemberontak. Coba bayangkan ketika TNI menumpas OPM Papua, lalu digoreng isunya jadi 'Pemerintah Indonesia menumpas Kristen di Papua', atau waktu dulu jaman DI/TII jadi hoax 'Pemerintah Indonesia menumpas habis para mujahid Islam di Jawa Barat'.. Nah kayak gitu.."
TJ : "Ohh... gitu.. tapi tetap kasihan para pengungsi.."
KP : "Iya memang.. jeleknya perang.. seperti kemarin-kemarin para pengungsi Suriah.. untungnya Eropa mau terima tidak seperti Bangladesh, meski negara-negara penerima pengungsi di Eropa di kemudian hari harus lebih waspada jadinya."
Ket..
TJ = Teman Jelek.
KP = Kakang Prabu.
**
Berempati terhadap penderitaan sesama manusia atas nama Kemanusiaan, ya harus. Tetapi menjadi tidak etis jika dicampur hoax dan digiring opininya ke urusan agama. Urusan politik dan ekonomi kok digiring ke agama, kayak pilkadal saja. Udah gitu ditambahin Foto hoax lagi, foto tentang A dipakai di B, foto tahun kapan dipakai sekarang. Bahkan jumlah Korban pun ditambah-tambahi berkali-kali lipat.
Dan yg jelas, kawasan Rakhine ini kaya SDA (cadangan emas, berlian, minyak & gas). Dan seperti biasa, secara tidak langsung ada negara super power yg ingin menguasai SDA di wilayah Rakhine. Jadi ada pertarungan politik negara-negara besar agar bisa "menguasai" Myanmar. Dan jadilah kawasan Rakhine sebagai daerah konflik.
Memang tidak semua Rohingya memberontak, tapi konfliknya semakin rumit, karena sebagian besar ingin mendirikan negara sendiri yg berbasis agama, dan memisahkan diri dari Myanmar.
Cuma memang ada pemuka Budha garis keras, yg ingin mempertahankan kedaulatan negaranya, dimana mereka tidak suka penduduk luar Myanmar (Rohingya dari Bangladesh) mengungsi dan tinggal di Myanmar. Itu makanya mereka mengusir secara paksa.
Pro Islam atau anti non-Muslim..?
Semoga...
#ombad #rohingya #turnbackhoax