MEMBERI akan menimbulkan pengaruh yg positif kepada tubuh daripada MEMINTA.. kenapa..?
Tuhan telah mendesain tubuh manusia itu sempurna, dalam arti "cukup sesuai kebutuhan" dan "mandiri".. dan alam semesta pun akan ikut menyelaraskan "kecukupan" dan "kemandirian" nya.
Komposisi tubuh pun seimbang, baik dari segi unsur maupun rasa/psikologis. Unsur tanah diimbangi oleh ketiga unsur yg lainnya, yaitu : air, api dan angin. Begitupun dalam masalah rasa (psikologis, sifat), seperti ; rasa gembira - rasa sedih, bahagia - derita, sehat - sakit, rajin - malas, dsb.
Kesetimbangan tubuh ini harus bisa dan akan "mandiri" dengan sendirinya tanpa harus "disuntik" secara paksa dari luar tubuh.
Misal, dalam urusan kebahagiaan, tidak perlu si tubuh ditambah atau dimasukan hormon endorfin dari luar, meski hormon ini bertanggung jawab dalam peningkatan rasa bahagia atau rasa senang. Dan secara biokimia, memang fungsi hormon endorfin yg berada di daerah hipotalamus (tengah kepala) ini akan menstimulus rasa senang dan gembira. Tapi tidak tepat jika kita menyuntikkan endorfin ke dalam tubuh dengan tujuan untuk mengantisipasi dan menghilangkan rasa sedih atau derita.
Jika hal ini dilakukan terus-menerus, maka sistem keseimbangan tubuh akan rusak, seperti halnya para pecandu narkoba.
Hakikatnya tubuh kita ini tidak bisa menerima sesuatu (zat-zat) dari luar tubuh kecuali dalam kondisi darurat, karena tubuh kita ini sudah kaya ("berkecukupan"), yg telah didesain dan diciptakan Tuhan "dalam sebaik-baik bentuk" (ahsani taqwim). Artinya, standar penciptaan manusia sudah memenuhi standar kelayakan agar mampu menjalani kehidupan dan menjadi khalifah alam semesta.
Masa anda sedih harus minum ekstasi terus biar happy..? Masa anda sulit tidur harus minum obat penenang terus biar bisa tidur..? Lama-kelamaan akan rusaklah tubuh.
Jika "suntikan" dari luar seperti itu dilakukan, maka akan rusaklah sistem kemandirian tubuh, akan porak-poranda standar kelayakannya, dan pada akhirnya rusak juga sistem kesetimbangannya. Padahal tubuh kita bisa "dilatih" agar bisa "mandiri", "seimbang" dan bisa memenuhi standar kelayakannya dengan optimal.
Itu makanya ada yg "tersirat" dari ucapan Rasulullah SAW ini,
مَا زَالَ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ، حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِيْ وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ.
“Seseorang yang senantiasa meminta-minta kepada manusia sehingga ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya.” (Muttafaq ‘Alaih)
“Meminta-minta adalah seperti seseorang mencakar wajahnya sendiri kecuali jika ia meminta-minta pada penguasa atau pada perkara yang benar-benar ia butuh.” (HR. Tirmidzi, Ahmad & Nasa'i)
"Meminta" dalam Hadist di atas, secara tersirat menggambarkan "mengemis" nya tubuh kita agar "disuntik" sesuatu, yg ujungnya merusak sistem keseimbangan dan sistem kemandiriannya.
Itulah kenapa "memberi" lebih utama daripada "meminta".. tangan di atas lebih utama daripada tangan di bawah. Seperti kata pepatah, jika anda ingin bahagia, maka bahagiakanlah orang lain. Jika anda ingin sehat, maka jangan membuat sakit orang lain. Esensi dari zakat ataupun sedekah. Sharing.
Semoga...
#ombad #tasawuf