Dalam postingan sy seringkali muncul kata BIAS ketika berbicara tentang Kesadaran atau Spiritual dalam beragama. Salah satu bentuk dari BIAS adalah merasa paling benar atau merasa paling beriman. Mengapa ada perasaan seperti itu..? Karena merasa sudah melakukan hal-hal yg "baik" sesuai kriteria agama, seperti berdoa, shalat, puasa, dsb.
Ketika aspek ritual/agama hanya berhenti di tataran "dosa" ataupun "pahala" saja, ada kemungkinan ia "berhitung" hal-hal yg telah dilakukannya. Dan karena sifat manusia itu suka melakukan "pembenaran" maka bisa saja ia membenarkan tindakan buruknya dengan alasan "baik" (menurut pendapatnya sendiri), serta merasa telah banyak berbuat hal yg "baik". Dalam pikiran dan perasaannya, tindakan buruk yg dilakukannya bisa "ditebus" dengan simpanan pahala "baik" nya yg sudah dikerjakan bertahun-tahun. Ia merasa punya "moral licensing".
Itu makanya jangan aneh jika ada yg terlihat religius tetapi justru cenderung kurang bermoral karena adanya "moral licensing".
Bisa kita lihat, banyak yg korup itu bukan yg miskin dan bukan yg tidak punya agama, malah mereka kaya bahkan paham betul tentang agama. Bahkan yg lebih parah, "Unconscious Bias" ini juga mendistorsi kepercayaan mereka, sehingga berkeyakinan bahwa tindakan korupsi/gratifikasinya itu bukan termasuk hal yg religius, tetapi lebih ke aspek "biasa" dalam jabatan dan bisnis. Jadi aja jika ketahuan, alasannya pun hanya sebatas nasib sial, atau ujian semata, atau bahkan merasa didzalimi.
Memang kalau secara hitungan, pada dasarnya :
- Baik = Pahala > Dosa.
- Buruk = Pahala < Dosa.
Tetapi "baik" sesuai hitungan di atas belum tentu masuk "kebaikan" secara kaffah. Gak percaya? Membangun mesjid itu baik, tapi jika uangnya hasil korupsi, tentu bukan merupakan Kebaikan. Dan juga, apakah kita bisa menghitung urusan besarnya Pahala dan Dosa...? Mana yg lebih besar, pahala atau dosanya? Hanya Allah SWT yg tahu.
Itulah kenapa ada ayat "fastabiqul khairaat" (berlomba-lomba berbuat Kebaikan), dan bukan sekedar berlomba berbuat pahala. Kenapa? Karena Kebaikan ini lebih luas jangkauannya, bukan hanya Kebaikan untuk diri sendiri saja, tetapi juga Kebaikan yg bisa dirasakan semua makhluk-Nya, baik dalam ibadah sosial, muamalah, etika moral maupun adab.
Satu hal lagi, Allah SWT itu tidak butuh pahala makhluk-Nya, tetapi tujuan manusia diturunkan ke dunia ini supaya bisa jadi khalifah dalam menyebarkan Kebaikan untuk seluruh makhluk-Nya, agar bisa hidup dalam Kebaikan, Keselamatan, Kedamaian dan Rahmat-Nya.
Semoga....
#ombad #tasawuf