Unsur dalam tubuh manusia secara garis besar ada 4 jenis, yaitu : Tanah (QS. 38:71), Air (QS. 25:54), Api (QS. 2:24), dan Angin (QS. 38:72).. dan kalau dalam tasawuf, keempat unsur ini bersumber dari Nur Muhammad.
Ketika tubuh kita berpuasa, artinya pasokan unsur Tanah --lewat makanan-- dan unsur Air --lewat minuman-- akan berkurang.
Secara keseimbangan, maka yang akan naik kadarnya adalah Api dan Angin. Itulah kenapa orang yang berpuasa (lapar dan haus) cepat naik emosinya karena unsur Api lebih dominan, dan sangat mudah "naik" ketika beribadah ataupun bermeditasi karena unsur Angin lebih dominan.
Ketika pengaruh unsur Tanah, Air dan Api ini bisa dikendalikan, maka selanjutnya akan merasakan dominasi pengaruh 'Angin'. Akan ada hubungannya dengan kemudahan dalam "proses" spiritual ketika beribadah karena dukungan unsur tubuh yg mendominasi. Tentu ini gak ada hubungan sama perokok yg rajin ngisep angin.. 😀
Hal ini mirip dengan para rahib Buddha yg hanya makan makanan vegetarian, untuk mengurangi unsur Api yg berasal dari daging, ataupun para ikhwan tarekat yg sedang melakukan khalwat dimana tidak disarankan makan yg berasal dari makanan berjiwa.
Inilah maksud "tersirat" dari ayat/dalil yg menyatakan bahwa bulan Ramadhan ini bulan Rahmat (atau dengan kata lain "Allah lebih dekat")..
**
Secara sekilas, masalah unsur (anasir) tubuh ini disinggung Syeikh Abdul Qadir al-Jailani qs. dalam kitqb Sirrul Asrar, Fasal 11 tentang Bahagia dan Celaka. Dalam bab ini dijelaskan esensi dari Hadist : “Orang yang akan bahagia telah ditetapkan kebahagiaannya dalam perut ibunya. Begitu pun yang celaka telah ditentukan celakanya dalam perut ibunya.”
Maksud dari kata “ibu” di Hadits di atas adalah berkumpulnya empat unsur (Tanah, Air, Api dan Angin) yg merupakan "sumber" kekuatan kemanusiaan, dan bisa menimbulkan Kebahagiaan ataupun Penderitaan (menghancurkan, mematikan).
Berbeda dengan Malaikat yg terbentuk hanya dari unsur cahaya ataupun Jin (Iblis) yg hanya dari unsur Api, Manusia itu terbentuk dari sesuatu yg berlawanan, paradoksial, maka manusia harus bisa mengendalikan serta menyeimbangkan segala sesuatu yg berlawanan dalam tubuhnya. Ibadah puasa adalah salah satu solusinya.
**
Penelitian modern menunjukkan bahwa :
Puasa mampu memicu regenerasi sistem sel dan sistem kekebalan tubuh yg rusak. Hal ini terjadi karena lewat puasa itu bisa "menyeimbangkan" kembali unsur-unsur pembentuk tubuhnya, sebutlah "me-reset" untuk kembali ke posisi "awal".
Inilah kenapa di QS. 2:184-185 diperintahkan bagi orang yg sakit mengganti Puasanya sejumlah hari yg ditinggalkannya (baik untuk pria maupun wanita). Hal ini berbeda dengan ibadah Shalat dimana para wanita yg mens tidak perlu mengganti shalat yg tidak dilakukannya ketika mens.
Dan bisa sy katakan, penelitian di atas merupakan bukti bahwa adanya Fase Rahmat dalam Puasa (Ramadhan), dimana salah satunya adalah rahmat (kasih sayang) Allah agar hamba-Nya bisa sehat dan seimbang kondisi tubuhnya.
Semoga..
#ombad 08 #ramadhan 1440 H.