Pada bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum hijrah ke Madinah. Istri tercinta, Khadija rah. sakit menjelang ajal.
Khadija : “Aku memohon maaf kepadamu, kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu.”
Rasulullah : "Jauh dari itu ya Khadija, engkau telah mendukung dakwah Islam sepenuhnya.”
Kemudian Khadija memanggil Fatima Az-Zahra dan berbisik: “Fatima putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar ayahmu memberikan sorbannya yg biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku.”
Mendengar itu Rasulullah SAW berkata:
“Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga.”
Ummul Mukminin, Khadija pun menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan suami tercinta, Muhammad Rasulullah SAW. Didekapnya istrinya itu dengan perasaan pilu yg teramat sangat, tumpahlah air mata Rasulullah dan semua orang yg ada di situ.
Rasulullah berkata di dekat jasad istrinya :
"Wahai Khadija istriku sayang, demi Allah, aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Maha Mengetahui semua amalanmu. Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu. Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban..?”
Rasulullah semakin sedih mengenang istrinya semasa hidup. Seluruh kekayaan istrinya diserahkan kepadanya untuk perjuangan Islam. Dua per tiga kekayaan Kota Mekkah adalah milik Khadija. Tetapi ketika Khadija hendak menjelang wafat, tidak ada kain kafan yg bisa digunakan untuk menutupi jasadnya, bahkan pakaian yg digunakan Khadijah ketika itu adalah pakaian yg sudah sangat kumuh dengan 83 tambalan diantaranya dengan kulit kayu.
Rasulullah kemudian berdoa,
“Ya Allah, Ya Ilahi Robbi, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijaku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam, mempercayaiku pada ketika orang lain menentangku, menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku, menentramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah. Oh Khadijaku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku..?”
Mekkah, 11 Ramadhan tahun ke-10 kenabian.
Istri tercinta, Khadija wafat dalam usia 65 tahun, saat usia Rasulullah sekitar 50 tahun. Tahun itu pun disebut sebagai 'Amul Huzni (Tahun Kesedihan) dalam perjalanan hidup Rasulullah SAW.
**
Suatu hari..
Rasulullah pulang dari berdakwah. Khadija menyambut dan hendak berdiri di depan pintu tapi Rasulullah meminta agar istrinya tetap di tempatnya.
Saat itu Khadija sedang menyusui Fatima yg masih bayi. Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis. Seringkali makanan pun tak punya sehingga ketika Fatima menyusu, bukan air susu yg keluar akan tetapi darah. Darahlah yg masuk dalam mulut Fatima.
Kemudian Rasulullah mengambil Fatima dari gendongan istrinya lalu diletakkan di tempat tidur. Rasulullah yg lelah berdakwah, menghadapi segala caci maki dan fitnah manusia itu lalu berbaring di pangkuan istrinya dan tertidur.
Khadija pun membelai kepala suaminya penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khadija menetes di pipi suaminya dan membuatnya terjaga.
“Wahai Khadija, mengapa engkau menangis..? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad..?” tanya Rasulullah dengan lembut.
"Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah dihina orang. Semua orang telah menjauhi dirimu. Seluruh kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal wahai Khadija bersuamikan aku, Muhammad..?" lanjut Rasulullah tak kuasa melihat istrinya menangis.
“Wahai suamiku. Wahai Nabi Allah. Bukan itu yang kutangiskan. Dahulu aku memiliki kemuliaan, kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Dahulu aku adalah bangsawan, kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan. Seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai, namun engkau tidak memperoleh rakit ataupun jembatan maka galilah lubang kuburku, ambilah tulang belulangku. Jadikanlah sebagai jembatan untuk engkau menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu. Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah. Ingatkan mereka kepada yang hak. Ajak mereka kepada Islam.." kata Khadija.
*
Rasulullah SAW bersabda,
"Pemuka wanita ahli surga ada empat. Ia adalah Maryam binti Imran, Fatima binti Muhammad SAW, Khadija binti Khawailid, dan Asiyah." (HR. Hakim - Muslim)
Allaahumma sholli wa sallim 'ala sayyidina Muhammmad wa 'ala aali sayyidina Muhammad.
Semoga..
#ombad #sejarah #khadija #wafat