15 July 2018

KESAMAAN "FREKUENSI"

Rumi menjelaskan bahwa manusia yg bergelut dengan penderitaannya, bermain sangat berbahaya di tepi kejatuhan dan kehancuran. Dengan kasih sayang dan kecintaan-Nya, Tuhan mengirimkan untuknya bukan seorang malaikat, melainkan seseorang yg ia kenali dan ia mengenalnya, yg berjiwa sama dengannya. Seorang yg sama dengannya dalam menghadapi kehidupannya yg penuh dengan berbagai bahaya dan tantangan. Seseorang yg akan membawanya dari tepi kejatuhan ke tengah kehidupan, dari kematian kepada kehidupan.

Mirip seperti kisah hikmah di bawah ini:

Suatu hari seorang ibu muda yg sedang sibuk bekerja di dapur tak menyadari bayi laki-lakinya merangkak ke luar ruangan dan berhasil menaiki tangga yg menuju atap rumah. Khawatir karena anaknya tidak ada, si Ibu berlari menaiki tangga dengan panik dan melihat anaknya bermain di atap, sangat dekat ke tepinya. Namun, ketika dia mendekat untuk menjemputnya, si bayi berpikir dia sedang diajak bermain dan justru berlari lebih dekat ke tepi atap. Sang ibu dalam ketakutannya meneriaki bayi itu, dia mulai menangis dan tidak ingin lebih mendekatinya khawatir anaknya justru semakin mendekati atap. Situasinya akan menjadi parah.

Mendengar keributan, tetangga wanita itu berkumpul di sekitar rumah, beberapa orang bersama di atap dengan sang ibu yg putus asa, yg lain di bawah ambang atap berharap bisa menangkap bayi itu jika si bayi jatuh.

Tidak menyadari bahaya yg mengancamnya, bayi itu terus bermain di dekat tepi atap.

Sewaktu kejadian berbahaya ini sedang berlangsung, datanglah sayidina 'Ali bin Abi Thalib, dan tentu saja sang ibu bergegas kepadanya dengan kegelisahannya.

"Bayi saya ada di atap," dia menjelaskan dengan panik sambil menangis, "jika saya mendekatinya, dia berpikir bahwa saya sedang bermain dan ia justru lari menjauh dari saya. Dia akan jatuh..!"

Menanggapi kata-kata putus asa ini, 'Ali pun memberi tahu si ibu apa yg harus dia lakukan, tapi wajah sang ibu pucat ketakutan. Ia berpikir Imam 'Ali pasti salah !

'Ali berkata, "Saya tahu anda memiliki anak laki-laki yg satu tahun lebih tua. Apa yg harus anda lakukan itu adalah mengirimnya ke atas atap juga."

"Tapi dia juga akan jatuh dan tewas..!", wanita putus asa itu memprotes.

Imam Ali menjawab, "Ikuti saranku, anda tidak punya waktu untuk menyia-nyiakannya..! Bayi anda justru akan jatuh dan tewas jika anda tidak bertindak cepat. Jika Anda ingin menyelamatkan hidupnya, anda harus mengirim anak anda yg lain naik ke atap."

Wanita itu dengan terpaksa mengambil anak laki-lakinya yg lain, dan dengan sangat enggan meletakannya di atap rumah. Tapi Imam Ali bukanlah seorang yg ceroboh. Reputasinya dalam ilmu dan kebijaksanaan tak pernah diragukan. Dan benar, karena tidak lama kemudian si bayi yg sedang bermain di tepi atap, begitu melihat saudaranya dia mengenalinya dan merangkak cepat ke arahnya, dan selamatlah ia.

(Kingdom of Joy - Tales from Rumi)

Semoga....
#ombad #tasawuf