17 July 2018

KUNCI DALAM GELAP

Suatu malam seseorang mendapati Nasruddin Hoja tengah sibuk mencari-cari sesuatu di halaman rumahnya, di bawah sebuah tiang lampu.

Temannya ini bertanya, "Apa yg sedang kau lakukan Nasruddin..?"

Nasruddin menjawab, "Aku sedang mencari kunciku yg hilang."

Kawan itu pun segera ikut sibuk mencari kunci, membantu Nasruddin, namun kunci tersebut tidak kunjung ditemukan.

Temannya bertanya lagi, "Memangnya kunci itu tadi hilang di mana..?"

"Di sana, di dalam gudang di bawah tanah.." Jawab Nasrudin sambil menunjuk ke arah rumahnya.

Merasa kesal, sang kawan yg merasa sudah berbaik hati itu bertanya, "Jika hilangnya di dalam gudang rumahmu, lalu mengapa kita mencarinya di sini..?"

Nasruddin menjawab, "Di dalam gudang sana gelap; bukankah kita hanya bisa mencari di tempat yg terang..?"

**
 
Perilaku manusia suka mencari "sesuatu", yg dianggap oleh pikirannya (sendiri) bahwa ia bisa menemukannya di "tempat" itu, dengan asumsi "prasyarat" untuk mencarinya sudah terpenuhi.

Dan mayoritas dari pencarian manusia itu adalah KEBAHAGIAAN. Banyak yg kehilangan "kunci" kebahagiaan, dan seringnya mereka mencari :

- Di bawah "terang cahaya" Materi, padahal kunci itu berada di "gelapnya atas" materi (esensi al-Faqir : ash-Shamad).

- Di bawah "terang cahaya" Rasionalisme, padahal kunci itu berada di gelapnya Spiritualisme.

- Di bawah "terang cahaya" Permintaan, padahal kunci itu berada di gelapnya  Penerimaan.

- Di bawah "terang cahaya" Pemasukan/input, padahal kunci itu berada di gelapnya Pengeluaran/output.


Semoga...
#ombad #tasawuf