08 October 2017

DIAM (TAJARRUD MURNI)

Rasulullah SAW bersabda:

الصَّلَاةُ عِمَادُ الدِّيْنِ وَالصُّمْتُ أَفْضَلُ وَ الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ غَضْبَ الرَّبِّ وَالصَّمْتُ أَفْضَلُ وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ مِنْ النَّارِ وَ الصَّمْتُ أَفْضَلُ  وَالْجِهَادُ سَنَامُ الدِّيْنِ وَ الصَّمْتُ أَفْضَلُ
 

Shalat adalah tiang agama, tetapi DIAM itu lebih utama. Shadaqah dapat memadamkan murka Rabb, tetapi DIAM itu lebih utama. Puasa adalah perisai dari siksa neraka, tetapi DIAM itu lebih utama. Jihad itu puncaknya agama, tetapi DIAM itu lebih utama.”

DIAM yg dimaksud adalah dalam tinjauan batiniah, ruhani. Sedangkan Diam dalam tinjauan lahiriyah, lebih ke aspek "kebermanfaatan" (diam dari sesuatu yg tidak bermanfaat), dan bisa "menjaga lisan". Masa fisiknya diam, emangnya mayat..? Masa fisiknya diam tanpa kualitas batin tertinggi itu lebih utama dari Shalat..? Dan sungguh menggelikan jika ada yg merasa sangat tinggi kualitas batinnya sampai meninggalkan aspek syariat. Bodoh..!

Dalam jalan thariqah, ada istilah Dzikir Jahar dan Dzikir Khafi, dimana dzikir yg pertama lebih ke aspek "makrokosmik" dan dzikir kedua ke aspek "mikrokosmik". Dan "diam" adalah Puncak tertinggi dari dzikir Jahar karena "istbat" nya telah menyeluruh, begitupun puncak dari dzikir Khafi adalah "diam" dalam tajarrud murni pada kondisi Sirr di alam Lahut. Tanpa huruf dan kata.

Perlu diketahui, dalam kitabnya Sirr al-Asrar, Syeikh Abdul Qadir al-Jailani qs. membagi kualitas alam kesadaran menjadi empat, yaitu:

- Alam Mulki, yg berkorelasi dengan kualitas Ruh al-Jismani.
- Alam Malakut, yg berkorelasi dengan kualitas Ruh ar-Ruhani.
- Alam Jabarut, yg berkorelasi dengan kualitas Ruh as-Sulthani.
- Alam Lahut, yg berkorelasi dengan kualitas Ruh al-Quds.

Itu makanya ada makna yg tersirat dalam ucapan Rasulullah SAW:

الصَّمْتُ أَرْفَعُ الْعِبَادَاتِ

DIAM adalah bentuk ibadah yg paling tinggi.” (HR. Ad-Dailami)

Seperti halnya Shalat Wustho atau Shalat Daim yg merupakan bentuk shalat yg "diam". "Shalat" di "tengah" dalam kondisi Sirr.

Jadi yg harus dipahami terkait Hadist paling atas adalah tidak memisahkan, bukan berhenti di tataran dualitas, tapi harus bisa integrasi antara pengamalan secara lahiriah dengan kondisi kualitas batiniahnya. Atau dengan kata lain bisa dimaknai :

"Ibadah shalat (dan juga shadaqah, puasa, jihad) yg paling utama adalah ketika dalam puncak kualitas batinnya, diam dalam kondisi Sirr."

Dan ini nantinya berkorelasi dengan pencapaian kondisi Ikhlas yg sangat sulit dan rahasia, "serahasia" QS. Al-Ikhlas yg dalam ayat-ayatnya tidak ada kata "ikhlas". Rahasia yg tidak bisa dicapai akal.

Dan tetap saja, ujungnya mah harus bisa sampai tercermin menjadi akhlaq. Itu makanya, Rasulullah SAW bersabda,

الصَّمْتُ سَيِّدُ الْأَخْلَاقِ


Diam itu adalah akhlak yg paling utama.”

Mudah-mudahan pencapaian kualitas dzikirnya bisa memasuki puncak "diam" dalam tajarrud murni, sehingga bisa memperoleh banyak manfaat seperti yg Rasulullah SAW sabdakan,

الصَّمْتُ حِكَمٌ وَقَلِيْلٌ فَاعِلُهُ


Diam itu mengandung hikmah yang banyak, tetapi sedikit orang yg melakukannya.” (HR. Qadha’i, dari Anas dan Dailami, dari Ibnu ‘Umar ra.)


Semoga...

#ombad #tasawuf #diam #sirr