(Fase Cicadas)
Undangan syukuran masuk ITB akhirnya diberitahu ke rumah-rumah dan tahlilan pun dilakukan sesudah Asar.
Malamnya kami diskusi dan disarankan ikut numpang dulu di rumah adik bungsu Bapak di Cicadas untuk sementara, jangan lama-lama dan harus cari kontrakan (yang murah) tentunya. Tidak lupa menegaskan, "turun di Terminal Cicaheum, lalu naik bis kota Cibeureum, dan minta ke kondektur supaya diturunin di Cicadas".
Hari Sabtu pagi akhirnya berangkat menuju Bandung setelah sebelumnya saya disuruh tidur terlentang sama Emak lalu dilangkahin 3 kali.. Gak tau juga maksudnya apa.
Saya pun berjalan kaki seperti biasanya (30 menit) menuju terminal kecamatan sambil menenteng tas bekas penatarannya Bapak (bukan ransel) yang berisi beberapa helai baju, celana, serta surat/dokumen yang diperlukan.
Akhirnya sampailah di Terminal Cicaheum sekitar jam 13 an, lalu naik Damri Cibeureum, dan berhenti di Cicadas. Secarik kertas alamat bertuliskan "Mang Aip, Gg. Samsi II Cicadas" pun dilihat lagi.
Sambil bertanya-tanya, sampailah di lingkungan terpadat di dunia dan rajinnya bungkuk badan sambil "punten". Jalan putar-putar di gang sempit sambil nanya-nanya "rumahnya Mang Aip asal Garut" sudah hampir satu jam belum juga ketemu.
Saat udah hampir frustasi, keringatan dan lapar.. akhirnya.. pada waktu Asar ada orang memberitahu "ada juga nama AEP yang asalnya dari Garut, rumahnya di sana.." sambil ditunjukin. Dan benar akhirnya ketemu, paman yang tadinya bernama Aip jadi Aep.. duhh.. pantesan susah dicari.. jangan-jangan si bibi pun rubah namanya, waktu di kampung namanya Jeje sesudah di Cicadas berganti jadi Jenny.. mudah-mudahan aja saya gak disuruh manggil dia "tante".. 😂
Dan pengalaman baru berada di perumahan kumuh Gg. Samsi II pun teralami. Bagaimana kata "anying" begitu viralnya, dimana 40% kalimat selalu mengandung kata ini.. "Anying sia téh anying teu balég anying".. 😂
Ya, meskipun hidup di daerah beling, selalu ingat motto bahwa "preman juga manusia punya rasa punya hati jangan samakan dengan pisau belati".. 😂
Begitupun, bagaimana rasanya menahan BAB karena harus lama mengantri "WC umum" di atas selokan sambil bawa gayung dan bekal air satu ember.. udah gitu air selokannya pun kadang kering.. gak mengalir. Coba bayangin aja selama buang hajat harus gimana.. udah gitu gimana jika air satu ember gak cukup buat cebok.. Hidup di kampung aja gak gitu-gitu amat.. 😰
Paman Cicadas ini selain buruh pabrik tekstil di Leuwigajah, juga sepulang kerjanya ia dagang berbagai minuman, rokok, dsb pakai gerobak, mulai dari jam 17 - 23 an di depan bioskop misbar Taman Hiburan Cicadas. Saya seringkali diminta bantuin mendorong gerobak sepanjang 2 meter serta nungguin dagangannya.
Dilema.. iya.. sungguh dilema saat sedang menunggu gerobak dagangan ini. Perasaan was-was dan khawatir pun sering muncul selama jagain dagangan, takut ada orang Garut yang kenal, lalu mereka ngomong di kampung :
"Lho.. cenah kuliah di itébé, ternyata dagang rokok di depan Taman Hiburan Cicadas.." 😰
Busyet deh.. bisa "wirang" nanti.. iya.. soalnya pernah sekali melihat orang sekampung yang kenal, saya pun cepat-cepat tundukan kepala agar terhalangi gerobak dan tak terlihat.. sungguh beruntung dia gak beli.. alhamdulillah.. 😂
Dua minggu.. selama kegiatan "100 jam P4" di kampus, kehidupan malam pun dilalui di pemukiman kumuh Cicadas serta di sekitar Taman Hiburan. Sekali-kali beli karcis bioskop misbar Taman Hiburan. Bioskop khusus kasta kelas 3 yang dulunya dibangun oleh J.F.W. de Kort ini sungguh berbau pesing.. ya ditahan aja sambil merokok.. lumayan kan Rp. 300 bisa 2 sampai 3 film lama, meski harus menolak beberapa kali "cewek ber-make up tebal.. dengan rokok di tangan.. menunggu tamunya.. datang", dan menawarkan diri seharga 5.000 rupiah saja.. 😍
Untunglah.. siksaan lingkungan kumuh akhirnya selesai juga sewaktu di Kantor Pusat ITB ketemu sama teman sekelas SMA yang diterima di Fisika ITB dan memutuskan ngontrak sekamar berdua di Gg. Mesjid belakang pasar Balubur seharga Rp. 240.000.
Dan pengalaman baru lainnya pun menunggu untuk dijalani.
Semoga...
#ombad #itb #cicadas #biografi