Masih ingat gak saat Neo dan Morpheus ngobrol di dalam lift yang menuju ruangan The Oracle..?
Neo: “Apakah Oracle ini adalah Oracle penubuwwah..?”
Morpheus: “Ya, dia sangat tua. Dia sudah mengiringi kita sejak awal perlawanan.”
Neo: “Apa yang dia tahu? Segalanya..?”
Morpheus: “Dia akan berkata, bahwa dia hanya mengetahui secukupnya.”
Neo: “Dan dia tak pernah salah..?”
Morpheus: “Cobalah untuk tidak berpikir benar atau salah. Dia seorang pembimbing, Neo. Dia membantu kita untuk menemukan.”
Neo: “Dia menolongmu..?”
Morpheus: “Ya..”
Neo: “Apa yang dikatakannya padamu..?”
Morpheus: “Bahwa aku akan menemukan The One..”
**
The Oracle dalam film The Matrix itu bagai seorang Mursyid dalam sebuah Thariqah (tarekat, jalan, metode).
Seorang Mursyid ini mempunyai metode khusus yang sesuai Sanad (bersambung sampai Rasulullah SAW), dan metode khusus ini dipakai oleh para Murid (dan Murad) dalam menapaki tahapan-tahapan spiritual (maqamat) sebagai seorang salik. "… ia memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.." (QS. al-Ahqaf: 30), karena "sesungguhnya orang-orang kafir dan dzalim, Allah tidak mengampuni dan menunjukkan jalan kepada mereka" (QS. an-Nisa: 168). Bahkan Syeikh Abdul Qadir Jailani qs. dalam Tafsir al-Jailani mentafsirkan bahwa "jalan yang lurus" (shiratal mustaqim) itu adalah "puncak tauhid" (ahadiyah).
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Tasawuf itu merupakan buah dari ber-Thariqah (tarekat), dan Thariqah itu buah dari ber-Syariat. Semuanya saling menyatu dan saling menguatkan, tidak saling melemahkan dan meniadakan. Jadi, tiada Thariqah tanpa Syariat, serta tiada Tasawuf tanpa Thariqah dan Syariat.
Itu makanya dalam kitab Al-Dhurar al-Muntatsirah fi al-Masa’il al-Tis’a ‘Asyarah disebutkan, “Jenis fitnah itu banyak sekali. Diantara yang banyak merusak seorang hamba adalah pengakuan seseorang menjadi Guru Tarekat dan Wali, bahkan sampai mengaku dirinya Wali Quthb, dan Imam Mahdi, padahal mereka bukan Ahli Syariat.”
Begitupun terkait kemursyidan, banyak yang mengaku-ngaku, abal-abal, bahkan banyak yang merasa sudah "terbebas" dari Syariat, dan akhirnya meninggalkan syariat. Para calon salik pun banyak yang tertipu dengan bungkus, meyakini yang salah karena bungkusnya terlihat sedemikian bagus, dan sebaliknya, yang sejati tetap tersembunyi, bisa "nyumput di nu caang" (sembunyi dalam terang), dengan maksud tertentu, misalnya ia atau muridnya tidak ingin terjebak dalam kesombongan yang samar, ataupun karena berusaha tetap dalam koridor "manusia biasa" yang tidak punya keistimewaan atau diistimewakan. Dan sering membuat orang ragu bahkan salah sangka, seperti halnya Neo sebagai seorang "salik" yang awalnya pun ragu saat melihat penampilan "mursyid" nya, The Oracle.
Oracle: “Kamu tahu mengapa Morpheus membawamu ke sini..? Jadi apa yang kamu pikirkan.. kamu pikir kamulah The One..?"
Neo: “Sejujurnya, saya tidak tau..”
Oracle: “Aku akan beritahumu suatu rahasia. Menjadi The One adalah seperti jatuh cinta. Tak ada yang bisa memberitahumu, melainkan kamu sendiri yang tahu. Jadi, kamu udah siap mengetahuinya.”
Neo: “Mengetahui apa..?”
Oracle: “Bahwa aku tidak akan memberitahumu..”
Neo: “Bahwa saya bukanlah The One.”
Begitulah seorang Mursyid, ia tahu dan paham apa yang terbaik buat Murid, Murad atau Saliknya. Seperti halnya Oracle yang memahami bahwa Neo yang masih terbelenggu jiwanya karena merasa sebagai calon The One, sehingga tanpa sadar dirinya merasa sangat spesial, atau dengan kata lain, kesombongan Neo pun muncul ketika banyak informasi yang mengatakan bahwa ia adalah calon The One.
Dan Neo pun akhirnya bisa menemukan kesejatian jati dirinya, setelah bisa menghancurkan hambatan-hambatan jiwa dan pikirannya akibat dari pandangan dan sikap orang lain.
Neo, ia yang menyelami dirinya diantara dunia realita dan matrix, serta akhirnya bisa mengoptimalkan mind (brainpower) dan jiwanya, dan mengalami pencapaian nilai maksimum kendali kekuatan akal pikirannya, sementara yang lain masih "terhambat" dalam penjara-penjara pikiran alam sadar yang hanya 12%.
Semoga..
#ombad #tasawuf #dalam