08 May 2019

TASAWUF DALAM SEPAKBOLA

Melihat pertandingan sebelumnya (leg 1), mungkin Barcelona udah besar hati dan merasa akan menang menuju final, sampai-sampai Messi mengatakan,

"Champions League will come back to the Camp Nou."

Tetapi realitanya, Liverpool bikin kejutan lagi dan membalik keadaan pada pertandingan leg 2 di kandang. Barcelona pun gagal ke final setelah kalah agregat 4-3.

Untungnya Barcelona gak terkena delusi atau waham meski sangat kuat keinginan untuk menang. Barca tidak sampai menuduh Liverpool, Wasit dan UEFA bermain curang.. apalagi kalau Barca harus sampai melakukan deklarasi kemenangan sendiri.. no way.. kan gak lucu jika Messi melakukan sujud syukur di tengah lapangan Anfield setelah dibantai 4-0 .. mosok kalah njengking..?!

Para pemain Barca pun legowo dengan kekalahannya, seperti yg dikatakan pemain midfielder, Sergio Busquets :

"They have been better than us. I apologise.. Liverpool have been smarter than us, they were faster. I think we had chances to score the goal we needed, but it wasn’t meant to be today.”

Itulah.. kadang para pemain sepak bola itu bisa lebih dewasa dibanding para politikus, karena olahraga, seperti halnya sepakbola, mengajarkan nilai-nilai Sportivitas, Kejujuran dan Lapang Dada. Gesekan di lapangan ya wajar saja, tapi mereka tetap menjunjung tinggi sportivitas.

Sportivitas dan Kejujuran inilah yg membentuk Positive Mental Attitude para pemain kelas dunia, sehingga mereka bisa tetap rendah hati, tanpa harus merendahkan Harga Diri.

Dan Sportivitas juga yang menjaga seseorang untuk tetap bisa ber-husnudzon (prasangka baik) karena "menuduh curang tanpa bukti adalah bentuk dari sebuah kecurangan", serta "menuduh tidak jujur tanpa bukti adalah bentuk dari ketidak-jujuran".

"Kebenaran terbesar adalah kejujuran, dan kepalsuan terbesar adalah ketidakjujuran." (Abu Bakar Shiddiq ra.)

Jika Menang, ya terima dengan kegembiraan, tapi jika Kalah pun bisa menerima kekalahan dengan lapang dada, meski pediiiihh, periiihh.. masa gak tau malu dengan menuduh curang kepada bola, wasit atau penonton.. malu donk.. ntar diketawain penduduk se-alam semesta, baik jin dan manusia. Emang siapa yang menjamin Barca harus menang.. kok sotoy..?!

Akui aja, kalah itu karena salah strategi, pihak lawan lebih bagus dalam pertandingan, dan lebih kuat dalam tekadnya. Boleh jugalah karena supporternya lebih banyak dan lebih dalam segalanya. Man jadda wa jada. Bukankah demikian dalam sebuah permainan (perlombaan, pertandingan) di dunia yang fana ini, ada yang "beruntung", dan sebaliknya, ada yang "belum beruntung".

"Dan barangsiapa berusaha, maka sesungguhnya usahanya itu untuk dirinya sendiri.” (QS. Al-Ankabut : 6)

"Wahai Anak Adam, engkau lah yang mengisi (buku catatan amalmu) dan Aku yang mencatatnya." (Hadist Qudsi)

Dan untunglah sepakbola ini tidak membawa-bawa atas nama agama, serta tidak mempolitisasi agama ataupun ulama.. 😀

Semoga...
#ombad #tasawuf #dalam