Puasa secara Syariat adalah menahan diri dari makanan, minuman, dan bersetubuh di waktu siang. Puasa seperti ini menyehatkan fisik.
Puasa secara Batiniah (Thariqah) adalah menahan seluruh anggota tubuh dari segala perbuatan yg diharamkan dan dilarang, juga menjauhi sifat-sifat tercela, seperti ujub, riya', takabur, dsb, baik secara lahir maupun batin, baik siang maupun malam. Bila melakukan hal-hal tersebut tadi, maka batallah puasa batinnya. Puasa seperti ini untuk membersihkan penyakit hati, pengendalian hawa nafsu, serta peningkatan kesehatan mental dan spiritual.
Puasa secara Syariat mempunyai waktu tertentu, sedangkan puasa secara Thariqah itu selama hidup.
Rasulullah SAW bersabda:
“Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan sesuatu, kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR. an-Nasa’i, Ibn Majah)
“Banyak yang berpuasa, tetapi berbuka. Banyak yang berbuka, tetapi berpuasa.”
"Banyak yg berbuka tapi berpuasa" yaitu orang yg perutnya tidak berpuasa, tetapi ia menjaga anggota tubuhnya dari perbuatan terlarang, serta selalu mengolah kalbunya.
Puasa secara Hakikat adalah menjaga hati dari selain Allah dan menjaga rasa agar tidak mencintai selain Allah.
“Manusia adalah rahasia-Ku dan Aku rahasianya.” (Hadist Qudsi)
Sirr itu dari Nur Allah, maka orang yang di tingkat ini tidak akan cenderung kepada selain Allah. Tidak ada yang dicintai, diingini, dan dicari selain Allah di dunia maupun di akhirat. Bila hati terjatuh pada mencintai selain Allah, maka batallah Puasa Hakikatnya dan ia harus melakukan qadha dengan kembali mencintai Allah dan menemuinya di dunia dan akhirat, sesuai firman Allah:
“Puasa itu bagi-Ku dan Akulah yang akan membalasnya.”
Ketika seseorang mampu berpuasa dari segala sesuatu selain Allah serta mampu menahan diri untuk tidak bergantung kepada selain-Nya, maka di saat itulah orang tersebut akan memiliki kualitas ketauhidan yang lurus.
Pelaku puasa yg seperti ini, keimanan dan ketauhidan mereka tidak bercabang, tidak terkotori oleh apapun, hanya menuju Allah semata, Tauhid Ahadiyah. Orang-orang seperti inilah yg akan fasih mengetahui rahasia-rahasia keilahian serta rahasia dari segala ibadah yg dilakukannya.
“Kosongkan perutmu! Merataplah seperti sebuah kecapi dan sampaikan keinginanmu kepada Tuhan. Kosongkan perutmu dan bicaralah tentang misteri-misteri bagai ilalang..” (Maulana Rumi)
**
Ket..
- Sirri = rasa (di qalbu terdalam)...
- Pandangan Sirri biasa disebut Bashirah.. esensi dari ayat : “Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri karena memandang kepada Tuhan-Nya”. (QS. Al-Qiyamah : 22-23)
Semoga...
#ombad 05 #ramadhan 1440 H.