Jadi "ulama" di Indonesia itu kok kayak mudah sekali, berbeda dengan Ulama dulu dimana para ulama dulu itu terkenal karena karya-karya kitabnya.
Sekarang, seseorang bisa dianggap ulama jika bisa ceramah di panggung-panggung meski sambil mencaci-maki. Sedangkan jaman dulu, para ulama lebih fokus ke karya (tulisan, kitab), dimana banyak dari mereka yg menghasilkan kitab-kitab agama, baik dalam bidang fiqh, ushul fiqh, ilmu kalam, tasawuf, dsb.
Sejarah mencatat bahwa dari satu orang ulama saja bisa menghasilkan beberapa kitab bahkan berpuluh-puluh kitab. Kitab-kitab mereka makin memperkaya khazanah keilmuan dalam Islam, masih ada buktinya dan bisa dipelajari sampai sekarang.
Sebagai contoh, salah satu ulama Indonesia, Prof. Quraish Shihab, dimana karyanya lebih dari 60 kitab, diantaranya :
Tafsir Al-Mishbah (15 Volume); Menyingkap Tabir Ilahi Asma al-Husna dalam Perspektif al-Qur'an; Untaian Permata Buat Anakku; Pengantin al-Qur'an; Membumikan al-Qur'an ; Lentera Hati Kisah dan Hikmah Kehidupan; Wawasan al-Qur'an ; Menabur Pesan Ilahi ; Asmâ' al-Husnâ Dalam Perspektif al-Qur'an (4 buku); Dan berpuluh-puluh kitab lainnya.
Begitupun misalnya dengan seorang Ulama dulu (tahun 1000 M) yaitu Imam Ghazali ra., banyak karya-karyanya yg sangat fundamental, seperti :
1). Ihya’ Ulumuddin ; 2). Arba’in Fi Ushuliddin. ; 3). Bidayatul Hidayah. ; 4). Qawa’idul Aqa’id. ; 5). Al-Iqtishad Fil I’tiqad. ; 6). Al-Falasifah. ; 7). Ma’arijul Qudsi fi Madariji Ma’rifati An-Nafsi. ; 8). Qanun At-Ta’wil. ; 9). Iljamul Awam An Ilmil Kalam. ; 10). Raudhatuth Thalibin Wa Umdatus Salikin. ; 11). Ar-Risalah Al-Laduniyah. ; 12). Misykatul Anwar. ; 13). Al-Mustashfa Min Ilmil Ushul. ; dll.
Menulis itu merupakan tradisi para ulama sejak jaman dulu karena mereka ingin ilmunya menjadi amal jariyah secara abadi meski mereka sudah di akhirat, dan juga karena wasiat dari Rasulullah SAW berikut :
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ ( رواه الطبراني والحاكم )
“Ikatlah ilmu dengan tulisan.” (HR. Thabrani dan Hakim)
Apakah "ulama" sekarang ini terlalu sibuk berceramah sehingga ilmunya hanya sampai tenggorokan dan keburu keluar dari mulut..? Ataukah hatinya belum tergerak untuk membuat karya (kitab) selayaknya seorang Ulama..?
Sesuatu yg menggelikan jika sekelompok orang menyebut diri sebagai ulama tapi tidak mencontoh ulama-ulama terdahulu yg banyak mengeluarkan karya berupa kitab-kitab agama untuk memperbanyak pembendaharaan khazanah keilmuan Islam.
Satu hal yg pasti, Hadist di bawah ini menyiratkan bahwa seorang Penceramah (da'i) itu belum tentu seorang Ulama.
Rasulullah SAW bersabda,
"Sungguh, kalian ini berada pada jaman yg Banyak Ulamanya dan sedikit Penceramahnya. Sedangkan jaman setelah kalian adalah jaman yg Banyak Penceramahnya dan Sedikit Ulamanya." (HR. Bukhari, Kitab Adabul Mufrad, dari Abdullah Ibn Mas'ud ra.)
Itulah kenapa saat ini di Indonesia sedang marak :
Selebritis bisa dipanggil Ustad,
sedangkan Kiai bisa dianggap Murtad.
Baru tahu Islam bisa jadi Panutan,
sedangkan Mufassir bisa dianggap Kafir..
😀
Semoga..
#ombad #tasawuf