Rokok, meskipun banyak yg mencerca dan membencinya, tetapi tetap sabar dan tegar, sehingga tetap banyak peminat yg menyukai dan mencintainya. Begitupun kita sebagai manusia harus bisa seperti itu. Itulah buah dari Kesabaran.
Merokok sendiri mengajarkan pentingnya suatu pilihan dalam hidup dan menyadari bahwa apapun pilihan yg diambilnya tersebut hanya akan sangat terasa dan hanya bisa dinikmati oleh masing-masing individunya, dan orang lain belum tentu paham diri kita, seperti halnya asap rokok yg hanya bisa dinikmati si perokok saja sendiri, meski orang lain tak paham dan tak merasakannya.
Memang, pilihan apapun yg diambil selalu akan ada pro dan kontra, ada banyak yg suka, dan banyak juga yg tidak suka. Masing-masing punya alasan tertentu, demikian juga bagi Perokok, akan punya alasan masing-masing ketika sedang menikmati kepulan asap rokoknya.
Karena bagi perokok, asap rokok itu sungguh nikmat, meski orang lain bisa membencinya. Seperti halnya hidup yg terkadang egois memikirkan kebahagiaan sendiri, justru ternyata merugikan orang lain.
Ada banyak hal di dunia yg sering melenakan kita karena nikmatnya, hingga kita lupa banyaknya hal yg lebih penting untuk diprioritaskan. Bukankan demikian juga bagi perokok, dimana saat sudah pingin sekali merokok, uang buat kebutuhan yg lain pun bisa dilupakan sejenak demi sebatang rokok.
Iya meski hanya sekedar asap, namun mampu membuat orang lupa bagaimana masalah yg ada. Hidup kan harusnya seperti itu, dimana masih banyak hal sederhana di dunia ini yg sebenarnya mampu membuat kita melupakan sejenak berbagai masalah kehidupan.
Rokok pun mengajarkan kepercayaan diri (iman) kepada para perokoknya, bahkan bisa menguatkan mindset. Meski digembor-gemborkan "Rokok itu Meracunimu", bahkan "Rokok itu Membunuhmu", namun tetap saja merokoknya diteruskan. Apalagi kalau yg menasehatinya sakit bahkan meninggal duluan. Ya, gimana lagi, seringkali kita tidak mau dinasehati orang lain, bahkan menganggap diri kita selalu benar, padahal sebenarnya nasihat orang lain itu untuk kebaikan kita.
Rokok pun mengajarkan bahwa kebutuhan itu akan dicukupkan Tuhan, dimana saat kita sudah butuh sesuatu, sesulit apapun itu namun kita rela melakukan banyak hal untuk mendapatkannya, seperti halnya semahal apapun harga rokok, seorang perokok akan rela membelinya.
Itulah rokok, yg terasa nikmat, dihisap sedikit demi sedikit, sampai habis, dan tak mengeluarkan asap lagi. Seperti juga hidup ini, yg sedetik demi sedetik, hidup kita di dunia juga akan habis waktunya. Sampai semua juga akan mengalami mati, dan kita tak bisa mengulanginya kembali.
Dan satu lagi, rokok itu bisa menyatukan rasa benci dan rasa cinta. Bagaimana para perokok sedemikian cintanya pada rokok yg diinginkannya, tanpa melihat jumlah, mau satu batang bisa, satu bungkus juga okay, bahkan satu slop pun akan berusaha dicintainya, tetapi di saat yg bersamaan para perokok pun sedemikian bencinya sama rokok yg dicintainya, buktinya si rokoknya pun akan dibakar sampai habis.
Semoga...
#ombad #tasawuf #dalam