Beberapa hikmah (hal positif) yg muncul dalam urusan "Kitab Suci itu Fiksi" ini, diantaranya:
- Kubu yg biasa demo berjilid-jilid dengan alasan "penistaan", sekarang sudah lebih dewasa dan sudah bisa memaafkan.. tanda dari Kedewasaan umat..
- Sumbu yg tadinya pendek-pendek sekarang udah tambah panjang, bahkan sudah bisa menepuk dada sambil nyindir ke kubu sebelahnya: "sumbu kok pendek" atau "akhirnya bela agama juga"..
- Pemikiran yg tadinya tekstual, sekarang sudah banyak yg masuk ranah filsafat ataupun substansi, meski (sayangnya) dalam urusan "alunan azanmu" mah tetep aja pakai tekstual..
- Membuktikan sifat Setia Kawan.. kan gak lucu masa temen sendiri didemo.. ya mendingan memaafkan atau tutup mata, bahkan ikut mengakui dan membela argumen (meski bertele-tele) bahwa "kitab suci itu fiktif" daripada dibilang gak setia kawan..
- Ada kemajuan dalam berpolitik, yaitu bisa membedakan mana gerakan murni politik dan mana gerakan murni agama, termasuk manuver politik atas nama gerakan agama.
- Muncul upaya untuk merevisi kamus yg sudah baku (KBBI, Oxford, dsb), khususnya untuk kata "fiksi" dan "fiktif".
- Dan mungkin bentar lagi ada istilah baru yg akan memperkaya perbendaharaan bahasa, yaitu BANI FIKSI..
"Sesungguhnya Kitab Suci itu Fiksi, sedangkan Kitab Ghost Fleet itu Nyata.." (Kitab Asyiqiyah)
😂
Semoga..
#ombad #hikmah