23 March 2018

KETEGUHAN DALAM PENERIMAAN

(Antara Usaha & Takdir)

Orang yg mengukuhkan keesaan Tuhan akan mengalami PENYATUAN (man wahhada tawahhada). Orang yg mencari (menuntut ilmu) dan berjuang sungguh-sungguh maka akan MENDAPATKAN hasil (man thalaba wa jadda wajada). Jika seseorang menyerahkan dirinya dan tunduk serta patuh kepada-Nya, maka orang itu akan AMAN & SELAMAT (man aslama wa taslama, salima). Jika seseorang menyesuaikan diri dengan kehendak-Nya, dia akan dibantu untuk BERHASIL (man wafaqa wuffiqa). Namun, jika seseorang 'bertengkar' dengan takdir (qadar), dia akan dipukul hingga binasa."
(Jala' al-Khathir, Syeikh Abdul Qadir al-Jailani qs.)

Ungkapan yg tertulis di atas bisa dijadikan "penghubung" agar kita bisa memahami dua konsep yg berbeda, yaitu "Usaha" dan "Takdir". Usaha dan Takdir itu merupakan satu paket, satu kesatuan. Jadi bisa saja sy sebut, "Takdir itu ada didalam Usaha", dan "Usaha pun ada didalam Takdir".

Ketika sayyidina 'Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah ditanya :

"Kenapa anda lari dari takdir..?"

Beliau menjawab :

"Saya berpindah dari dinding yang rapuh, menuju dinding yang lebih kokoh."

Antara Usaha dan Takdir itu ada aspek "Keteguhan" dan aspek "Penerimaan", dimana Keteguhan (sungguh-sungguh) dalam berusaha dan Penerimaan (tawakkal) sesudah berusaha (baca: takdir).

Dan ketika berbicara tentang "sukses" (berhasil), jangan dikotomi sebatas aspek materi saja, hanya aspek fisik saja, karena segala sesuatu itu selalu Holistik (wholeness) dimana selain aspek lahiriah (fisik) juga ada aspek batin (rasa, spiritual), dunia dan akhirat.

Sayangnya, masih banyak (yg menurut dirinya "gagal") seringkali menyalahkan takdir. Kondisi seperti ini bisa sy anggap sebagai ciri dari "lemah mental" kemudian "membela diri" dengan mengatas-namakan "takdir".
"Ah, gimana lagi sudah takdirnya.."
"Takdir sy memang gak bagus.."

Padahal dalam satu hari, lewat speaker mesjid sering terdengar "Hayya 'alal Falah".. "Marilah menuju Kemenangan".. dalam arti ibadah shalat itu bisa sebagai bentuk "latihan" fisik, mental dan spiritual untuk melatih kedisiplinan, totalitas dan konsistensi yg dibutuhkan dalam setiap perjuangan hidup, sampai akhirnya setiap individu memperoleh "kemenangan" lahir dan batinnya.

"Kemenangan" yg dimaksud adalah Sehat, Aman, Sejahtera, Selamat dan Bahagia baik lahir maupun batinnya. Dan ini adalah "kenikmatan".

Jadi, seseorang seharusnya berusaha sekuat tenaganya mendapatkan Kebaikan, meski ia tidak akan bisa menetapkan keberhasilannya. Do the best.

Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19)

Semoga...
#ombad #tasawuf