22 October 2017

KEBODOHAN AKIBAT NAFSU

Seorang teman bertanya,

CG1 : "Mengapa sekarang banyak orang marah-marah sih. Soal Ahok marah besar sampai demo berjilid-jilid, soal Rohingya ngamuk abis, soal LGBT ngedeprok, soal PKI sampai mukul-mukul. Ditilang polisi malah bentak-bentak, motor lewat trotoar malah ngajak berantem yg negur.. Ada fenomena apa sih Kang..?"

CG2: Fenomena Hawa Nafsu, dimana hawa nafsu terendah (Nafsu Amarah) dalam dirinya masih besar. Jika aspek kontrol (kesadaran) nya bagus, tentu tidak akan mudah terpicu nafsunya. Harusnya kan introspeksi, dan bukan marah², mudah terpicu amarahnya.. Dan biasanya orang seperti ini karena dalam dirinya ada "ketidak-puasan".. dan ada ketidaknyamanan.

Jika dalam dirinya "banyak salah", maka tanpa sadar, dari bawah sadarnya akan muncul rasa "menyalahkan diri".. Tapi yg muncul ke permukaan, bentuknya jadi suatu pelampiasan, yaitu "mudah menyalahkan orang lain"..
Coba kalo pancaran hatinya "senyum", "sehat", penuh "pensyukuran"... niscaya yg keluar dari dirinya pun ya aura yg sama dengan hatinya.. Seperti halnya orang yg sehat karena rajin olahraga, maka ia pun akan berusaha menularkan rajin olahraganya, karena hatinya merasakan nikmatnya sehat, dan akan berbahagia jika bisa mengajak orang lain berpola hidup sehat juga ..

CG1 : "Paham kang... tapi koq bisa banyak yg terjangkit. Teman SMP sampai teman kerja ada yg tadinya baik2 aja sekarang jadi pemberang. Dirinya seperti gas didalam bejana bertekanan, siap meledak dan menyambar dan menyebarkan hawa panas bila di triger apapun."

CG2: Karena :

- Aspek sensitivitasnya lebih besar daripada aspek kontrolnya.

- Aspek subjektivitasnya lebih besar dari objektivitasnya.

- Lebih melihat riak di permukaan, bukan "rangkaian" keseluruhan. Pemikirannya masih parsial.

- Agama masih sebatas hukum (benar/salah), bukan jadi landasan Hikmah buat kehidupan.

- Rasa antipati (benci, dengki) dari nafsu masih mendominasi, sehingga akal pun terjebak dan mendukung/membenarkan nafsunya.

- Lupa bahwa Allah itu mendahulukan Rahmat-Nya daripada murka-Nya.

- Kasih sayang lupa dibesar-kembangkan, padahal setiap pekerjaan harus "Bismillahir Rahmaanir Rahiim.." sehingga Kasih Sayang kepada sesama makhluk pun terbatasi ideologi/aliran.

Btw, Alasan para Nabi Allah diutus ke dunia, salah satunya adalah KEBODOHAN.

Karena Kebodohan merupakan Musibah terbesar umat manusia. Dan dari Kebodohan ini semua Keburukan dan Kerusakan berasal.

Kebodohan bukan sekedar berhubungan dengan urusan pendidikan formal saja, buktinya para Koruptor dan pembuat kerusakan lainnya pun banyak yg berpendidikan tinggi.

Kebodohan ini harus dilihat secara Holistik, yg melingkupi Pemikiran (nalar, logika, IQ), Jiwa (perasaan, mental, psikologis, EQ), dan Spirit (hati, qalbu, SQ). Masih dianggap Bodoh kalau belum bisa menyelaraskan ketiga tubuh ini dan mengaktualisasikannya.

Secara tersirat sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw. mengatakan,

"Lidah orang yg berakal berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya." (sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw.)

Artinya, Kebodohan yg dimaksud berhubungan dengan kemampuan mengontrol diri, lahir maupun batin. Dan ujungnya berhubungan dengan aspek Kesadaran dalam mengenal diri sendiri sehingga bisa mengendalikannya, dan hasilnya bisa membawa manusia dari dunia gelap ke dunia terang, dari peradaban Jahiliyah ke peradaban Insaniyyah (humanity).

Semoga....
#ombad #tasawuf