Saat kemarin (sejak pilpres) digiring opini bahwa pemerintah Jokowi sebagai "antek asing", "antek aseng", dan "anti islam" .. dan berhasil meracuni mereka yg kurang... asudahlah. Kemudian baru-baru ini ramai isu "pribumi" akibat pidato Gaberner yg "pribumi".. Apakah ini suatu blunder atau sebuah kesengajaan dengan kalkulasi politik yg matang...?
Dan secara "kebetulan" saat pelantikannya itu banyak spanduk bertuliskan "Kebangkitan Pribumi Muslim".. Apakah ini suatu kebetulan..?
Jika bukan suatu kebetulan, tentu ada suatu "White-dog Whistle" yg nantinya akan mengarah ke polarisasi "pribumi" dan "non-pribumi", dimana "pribumi" diwakili "anti asing", "anti aseng" & "pro islam", serta "non-pribumi" adalah "antek asing", "antek aseng" & "anti islam" ..? Jadi ada pola "white-dog whistle" untuk mendesain polarisasi, by design, tidak natural. Apakah seperti itu..?
Mudah-mudahan kita semua bisa berkaca dari sejarah konflik-konflik horizontal, baik dari dalam mapun luar negeri.
Btw, selamat bekerja aja deh buat Gaberner dan wakilnya.. Dan selamat juga buat warga Jekardah dapat Gaberner baru eaa.. :D
***
Umat jaman now itu alimnya luar biasa. Saking alimnya, bahkan bisa lebih tahu maksud yg terkandung dari penulisnya sendiri. Kadang lucu, saat yg tersirat jadi tersurat, dan yg tersurat jadi tersirat. Bahkan ada yg lebih lucu, saat perbedaan pendapat dijadikan ukuran keimanan.. seperti halnya saat kualitas belang bonteng mengukur kualitas seorang ahli tafsir.. :D
Seperti halnya kelucuan orang yg sudah 3 tahun belum bisa move on tetapi bisa pede menasehati yg 3 hari belum bisa move on.
Ataupun kelucuan saat menyuruh fokus pada satu kata "pribumi" aja dan lihat konteksnya, tapi di sisi lain tetap fokus pada satu kata "dibohongi" aja.
Okay Vrooh... lanjutkan pinter kodéknya eaa biar lucu terus..
:D
#ombad