15 August 2017

MEMAAFKAN

Seorang psikolog dari Hope College, Charlotte Witvliet melakukan penelitian tentang dampak Marah dan Dendam. Beberapa orang pun disuruh mengingat seseorang yg pernah menyakitinya, sambil dimonitor detak jantung, tekanan darah, ketegangan otot-otot wajah dan aktivitas kelenjar keringat.

Kesimpulannya, hanya dengan mengingat kembali kenangan lama yg buruk itu membuat mereka marah, sedih, gelisah dan merasa tidak berdaya. Lalu Witvlet secara bertahap mengajak orang tersebut untuk memaafkan. Saat setiap orang memaafkan, hal yg menakjubkan terjadi, setiap indikator stres dalam tubuhnya menghilang.

Jadi, jika masih menyimpan amarah, benci, dan dendam, secara ilmiah terbukti meracuni diri sendiri dan berdampak buruk kepada kesehatan.

"Jadilah Pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yg makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yg bodoh." (QS. al-A’raf:199)

Nahh.. jadi buat para pendukung yg dulu jagoannya kalah, jangan sebel dan marah-marah terus, apalagi benci dendam kesumat eaa... bisa merugikan diri sendiri dan juga bisa buruk buat kesetanan.. ehh, kesehatan.

**

Ketika pikiran terlapisi "racun", maka pikirannya tak lagi mampu melihat dan menanggapi suatu keadaan secara tepat, akan serba bias. Kesalahan ini dimulai dari prasangka buruk, kecurigaan, ketakutan dan kekhawatiran. Dan akhirnya akan berkembang menjadi suatu kebiasaan dan selanjutnya menjadi bagian dari karakter dan kepribadian kita sendiri.

Salah satunya adalah terjebak masalah Waktu, terjebak dalam masa lalunya. Ia hidup di dalam penderitaan, akibat kenangan atas masa lalu yg gelap, yg sebenarnya sudah tidak ada. Begitupun dengan masalah masa depan, keraguan dan ketakutan. Jadi hidup terombang-ambing diantara dua kubu, yaitu penyesalan masa lalu dan ketakutan akan masa depan. Akibatnya, pikirannya selalu dipenuhi ketegangan dan penderitaan. Dan ujungnya, Kedamaian pun sulit dirasakan, kalaupun terasa hanya sesaat dan fatamorgana.

"Kelezatan (yg dirasakan oleh Hati) setiap orang, bergantung pada sejauh mana keinginannya dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan (keinginannya dalam meraih) kemuliaan dirinya. Orang yg paling Mulia Jiwanya, yg paling Tinggi Derajatnya dalam merasakan kelezatan (dalam hatinya), adalah (orang yg paling) mengenal Allah, yg paling Mencintai Allah, yg paling Rindu dengan perjumpaan dengan-Nya, dan yg paling (kuat) mendekatkan dirinya kepada-Nya dengan segala hal yg Dicintai dan Diridhai oleh-Nya...

…Sesungguhnya, hati tidak akan (merasakan) ketenangan, ketenteraman, dan kedamaian, melainkan jika pemiliknya berhubungan dengan Allah SWT (dengan melakukan ketaatan kepada-Nya)… sehingga, barangsiapa yg tujuan utama (dalam hidupnya), kecintaannya, rasa takutnya, dan ketergantungannya hanya kepada Allah SWT, maka ia telah mendapatkan kenikmatan dari-Nya, kelezatan dariNya, kemuliaan dari-Nya, dan kebahagiaan dari-Nya untuk selama-lamanya." (Ibnul Qayyim ra.)

"(Yaitu) orang-orang yg beriman dan hati mereka tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d : 28)

Semoga....

#ombad #tasawuf