11 August 2017

FULL DAY SCHOOL

FDS (Full Day School) ada bagus ada jeleknya.

Bagusnya, murid sekolah lebih banyak waktu belajar di sekolahnya. Ya, cuma itu.

Jeleknya, lumayan banyak, diantaranya:

- Kelelahan Murid yg belajar. Apakah efektif seorang murid belajar di kelas 8 jam per hari..? Belum urusan jika ada PR. Bisa-bisa jenuh nantinya dan bahayanya justru yg terbentuk adalah rendahnya kecerdasan sosial dan emosional.

- Kelelahan Guru yg mengajar. Bayangkan jika seorang guru mengajar dari jam ke-1 sampai jam ke-8, bisa-bisa sakit tenggorokan karena bicara di depan kelas terus.

- Guru itu bukan sekedar mengajar di kelas, lalu selesai. Banyak pekerjaan terkait sistem kurikulum dan penilaian muridnya ini yg akhirnya dikerjakan di rumah. Jam kerja 8 jam per hari pun aslinya bisa 2 x 8 jam per hari, apalagi jika murid yg diajarinya lebih dari 3 kelas.

- Harus merevisi jumlah perbandingan guru dengan muridnya. Sementara ini satu orang guru bisa mengajar 40 orang per kelas. Bayangkan jika seorang guru mengajar 5 kelas atau lebih, mungkin akan butuh sekretaris pribadi. Tidak akan terlalu efektif. Belum dengan "pekerjaan tambahan" hal-hal administrasi terkait penilaian muridnya ataupun sistem kurikulum.

- Uang jajan anak jadi bertambah, karena jarang yg mau bawa bekal makanan dan minuman dari rumah. Jadi terpaksa beli makan siang di sekolah. Kasihan bagi para orang tua yg kurang mampu.

- Dan terakhir, tetap saja dalam konteks pendidikan itu ujungnya adalah bagusnya pendidikan di rumah, oleh orang tuanya, dan bukan di sekolah. Dan ini telah terbukti dari dulu-dulu.

- Bisa mematikan sekolah-sekolah agama ataupun madrasah yg jamnya di luar jam sekolah (siang atau sore).

Kesimpulannya,

Dengan mempertimbangkan sarana dan prasarana sekolah, daya tahan para guru dan murid, sebaiknya JAM SEKOLAH ITU SAMPAI JAM 12 SIANG AJA.

Dan untuk pembentukan psikologis yg bagus, maka lebih baik para murid itu mencicipi suasana "sekolah" lain di luar sekolah formalnya, biar tidak bosan dan jenuh.

Semoga...

#ombad #fds