06 June 2017

KEYAKINAN IBN MULJAM

Abdurrahman bin Muljam Al-Murodi berteriak sambil menebas tubuh sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw.,

“Hukum itu milik Allah, wahai 'Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu..!”

Pedang yg sudah dilumuri racun seharga 1000 dinar pun membuat 'Ali rubuh bersimbah darah ketika bangkit dari sujud shalat Subuh 19 Ramadhan 40 H, dan tiga hari kemudian 'Ali pun wafat.

Dan tidak berhenti sampai di situ, saat melakukan aksinya Ibn Muljam juga tidak berhenti membaca Surat Al-Baqarah ayat 207 sebagai pembenaran atas perbuatannya:

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.”

'Ali dibunuh setelah dituduh tidak menegakkan hukum Allah.
'Ali dibunuh setelah dikafirkan.
'Ali dibunuh atas nama hukum Allah.

Itulah Kebodohan dan Kesesatan Ibn Muljam, seorang muslim yg selalu merasa paling Islam dan paling beriman. Dia sangat meyakini bahwa aksi bunuhnya itu adalah suatu jalan kebenaran, jalan Allah dan jihad demi meraih surga Allah.

Siapa sebenarnya Ibn Muljam..?

- Dia adalah lelaki yg rajin beribadah, zuhud, berwajah "takwa", dan berwajah "saleh", sehingga mendapat julukan al-Muqri’.

- Dia seorang Hafidz (penghafal al-Quran) dan sekaligus orang yg mendorong sesama muslim untuk menghafal al-Quran.

- Dia pernah diutus Khalifah 'Umar bin Khattab ra. ke Mesir untuk mengajarkan hafalan al-Quran kepada penduduk Mesir.

Kenapa seperti itu..?

- Kedangkalan ilmu agama yg dimilikinya.
- Terjebak pemahaman Islam yg sempit.

- Merasa paling berislam dan beriman.

- Ketika orang lain beda pemahaman dengan dirinya (padahal dianya sendiri yg cupet dan gak paham), maka yg berbeda itu adalah musuh dirinya, sehingga dianggaplah sebagai musuh Islam yg harus dibunuh.

- Membunuh diyakini sebagai tindakan ibadah.

- Surga Allah dipahami dengan sangat tergesa-gesa dan dangkal.

Keyakinan Ibn Muljam pun menulari sebagian Muslim saat ini. Mereka pun giat memprovokasikan untuk berjihad di jalan Allah dengan cara memerangi, dan bahkan membunuh nyawa sesama Muslim.

Mereka bergerak secara massif, terstruktur dan berkelompok. Dengan berteriak-teriak penuh kemarahan, bahkan sambil bertakbir, mereka pun begitu mudah mengkafirkan sesama muslim, bahkan dengan entengnya menyesatkan Kyai dan Ulama. Nilai-nilai luhur agama Islam hanya berlaku untuk orang/kelompok yg sepaham dengan dirinya. Dan aksi-aksinya itu diklaim dalam rangka membela agama Allah dan Rasul-Nya.

Dan Rasulullah SAW pun telah meramalkan akan munculnya generasi baru Ibn Muljam ini:

"Akan muncul suatu kaum dari umatku yg pandai membaca al-Quran. Dimana bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca al-Quran dan mereka menyangka bahwa al-Quran itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata al-Quran itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya." (HR. Muslim)

Ya, seperti itulah Ibn Muljam beserta para penerus yg "terwarisi" keyakinannya, Generasi Ibn Muljam Modern. Generasi penuh Kebodohan, generasi yg merasa berjuang membela kepentingan agama, padahal hakikatnya mereka sedang memperburuk dan merusaknya. Generasi caci-maki bukan introspeksi, generasi marah bukan ramah, serta generasi pukul bukan rangkul.

Semoga....

#ombad #ramadhan11