07 June 2017

BEO GUNDUL

Seorang pedagang sayur mempunyai seekor burung beo yg dapat bicara dan merdu suaranya.

Sambil bertengger di atas bangku, dia mengawasi kedai apabila pemiliknya sedang tidak berada di kedai dan berbicara lembut kepada semua pedagang. Jika ia berbicara dengan manusia, maka ia akan bercakap seperti manusia. Ia pun lihai menyanyikan kicau burung beo lain.

Suatu kali ia melompat dari bangku dan terbang; sebuah botol berisi minyak tumpah membentur tubuhnya.

Tak lama berselang, Pemiliknya datang dari arah rumahnya lalu duduk di atas bangku seenaknya seperti biasanya seorang pedagang. Dan ketika melihat bangku penuh tumpahan minyak dan melihat bajunya yg ikut kotor, maka marahlah si Pemilik warung, dan burung beo itupun ditangkapnya, kemudian kepala burung beo pun digundulinya.

Selama beberapa hari burung beo itu tidak mau bicara. Menyesal lah si pedagang sayur tersebut, dengan sedihnya ia berkata,

"Sialan! Matahari kelimpahanku kini telah lenyap di bawah arakan mendung. Apa tanganku akan lunglai tanpa daya..? Bagaimana aku mestinya menghajar kepala burung beo yg bersuara merdu itu..?"

Dia memberikan sedekah kepada setiap darwis, agar ia bisa mendengar kembali suara burungnya.

Sesudah tiga hari tiga malam, ia duduk lagi di bangku kedainya, sedih dan bingung seperti orang putus asa, sambil menceritakan segala keajaiban burungnya dengan harapan beo itu bisa berbicara lagi.

Suatu saat, ada seorang darwis sedang lewat, mengenakan jubah bulu domba, dan kepalanya gundul seperti cawan dan kolam di luar.

Ternyata, hal tersebut membuat Beo itu kembali berbicara, lalu si Beo pun berteriak kepada sang darwis,

"Hai ikhwan..! Mengapa kepalamu botak, hai Gundul..? Apa kau menumpahkan minyak dari botol seperti aku..?"

Orang yg melihat pun pada tertawa mendengar ucapan Beo itu, karena si Beo beranggapan pemakai jubah bulu domba itu seperti dirinya.

(Maulana Jalaluddin Rumi)

Btw, mBah Rumi, kenapa ceritanya pakai analogi "Gundul" sich...? 😇

Semoga....

#ombad #tasawuf #ramadhan12