07 April 2020

OPTIMIS, BUAH IMAN

Optimisme itu menyertai Kebenaran. Orang yang optimis itu akan berpikir positif, yakin kepada Tuhannya dan juga kepada dirinya sendiri. Dan selanjutnya, ia akan selalu berbaik sangka kepada Tuhannya.

Dalam sebuah Hadist Qudsi, Rasulullah SAW bersabda : 
 
إِنَّ اللَّهَ جَلَّ وَعَلَا يَقُولُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي إِنْ ظَنَّ خَيْرًا فَلَهُ وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فله. رواه ابن حبان

Allah SWT berfirman, 
Aku itu tergantung prasangka hamba-Ku. Jika ia berprasangka baik, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Sebaliknya, jika ia berprasangka buruk, maka itulah yang didapatkannya.” (HR. Ibn Hibban, dari Abu Hurairah ra.)
 
Sebuah Hadist riwayat Imam Ahmad ra., 
 
Rasulullah SAW berkata, "Tidak ada perasaan buruk dan kesialan, dan yang lebih baik dari itu adalah rasa optimistis." 
Sahabat bertanya, "Apa yang dimaksud dengan rasa optimistis..?" 
Rasulullah menjawab, "Yaitu Kalimat Baik yang sering didengar oleh salah seorang dari kalian." 

Tumbuhnya sikap optimistis berkaitan erat dengan keimanan, terutama iman kepada Takdir, iman kepada Qadla dan Qadar. Artinya segala sesuatu yang menjadi ketetapan Allah itu akan selalu mengandung Hikmah dan Kebaikan. 
 
Jadi, tetaplah bersikap positif dan optimis, mau mati atau kiamat besok sekalipun..

إن قَامَتِ السَّاعَةُ وَفِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا تَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا
 
Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah benih (tunas), maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya maka tanamlah.” (HR. Bukhari & Ahmad)
 
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah : 5-6)
 
Semoga...
#ombad #tasawuf #optimis