Pada tahun 18 H, Khalifah 'Umar bin Khatthab ra. dari Madinah berkunjung ke negeri Syam.
Mereka berhenti di daerah perbatasan sebelum memasuki Syam karena dapat informasi bahwa ada wabah penyakit (tha'un) sedang melanda negeri Syam.
Abu Ubaidah yg waktu itu menjabat sebagai Gubernur Syam pun datang ke perbatasan untuk menemui rombongan Khalifah.
Apa yang harus dilakukan terkait wabah penyakit ini..? Meeting pun dilakukan, apakah mereka harus masuk ke Syam atau pulang kembali ke Madinah.
Perdebatan urusan wabah penyakit ini sangat alot. Pendapat dan saran dari sahabat Muhajirin, Anshar, dan orang-orang yg ikut Fathul Makkah belum ada kata sepakat, saling berbeda pendapat..
Akhirnya seorang pembesar Quraisy memberi usulan agar 'Umar sebagai Khalifah mengevakuasi orang-orang yang terkena wabah itu dan jangan biarkan rombongan (yang sehat) mendatangi daerah wabah penyakit tersebut. 'Umar pun menyetujui dan menentukan solusinya.
Abu Ubaidah ra sebagai Gubernur Syam waktu itu tetap ingin supaya rombongan khalifah masuk ke Syam, sampai ia bertanya, "Wahai Amirul Mukminin, apakah ini lari dari takdir Allah..?"
'Umar pun menjawab,
"Mestinya orang selain engkau yang mengatakan itu, wahai Abu Ubaidah. Benar, ini lari atau berpaling dari takdir Allah ke takdir Allah yang lain. Tidakkah engkau melihat, seandainya saja engkau memiliki unta dan lewat di suatu lembah, lalu menemukan dua tempat untuk untamu; yang pertama subur dan yang kedua gersang, bukankah ketika engkau memelihara unta itu di tempat yang subur, berarti itu adalah takdir Allah. Demikian juga apabila engkau memeliharanya di tempat yang gersang, apakah itu juga takdir Allah..?"
Dan kebetulan, Abdurrahman bin Auf yang baru datang, memberi keterangan bahwa ia tahu tentang masalah ini karena pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
"Jika kalian berada di suatu tempat (yang terserang wabah), janganlah kalian keluar darinya. Apabila kalian mendengar wabah itu di suatu tempat, janganlah kalian mendatanginya."
Perlu diketahui,
Wabah ini menyebabkan hampir separuh penduduk Syam meninggal, yaitu sekitar 25 ribu orang. Gubernur Abu Ubaidah pun ikut jadi korban, termasuk sahabat Muadz bin Jabal, Suhail bin Amr, dll.
Wabah penyakit di daerah Syam ini mulai bisa ditanggulangi saat Amr bin Ash ra jadi Gubernur Syam, dan salah satu perintahnya adalah,
"Wahai sekalian manusia, penyakit ini menyebar layaknya kobaran api. Jaga jaraklah dan berpencarlah kalian dengan menempatkan diri di gunung-gunung."
Akhirnya wabah pun berhenti layaknya api yang padam karena tidak bisa lagi menemukan bahan yang dibakar.
Semoga...
#ombad #umar #thaun #covid19