02 January 2020

TASAWUF DALAM KAPAL NABI NUH

Ada seorang pemimpi(n) mengatakan, "Ya kita harus hati-hati, sebab tidak ada yang bisa mengatasi banjir, sekelas Nabi Nuh aja nyerah.." 

Pernyataan di atas seperti benar tetapi sebetulnya SALAH KAPRAH karena beda sekali kualitas dan kondisi banjirnya. Ini seperti sebuah perahu kecil membicarakan kapal induk. 

Tapi satu hal yang pasti, Nabi Nuh berusaha agar semua bisa SELAMAT dari bahaya banjir dengan "memilih" atau "dipilihkan" solusi dari-Nya yaitu membuat kapal induk. Dan itulah "cara mengatasi banjir" yang diambil Nabi Nuh. Intinya itu bukan masalah dengan akan datangnya banjir (air berlimpah) tetapi bagaimana cara mencegah dampak dari banjir. 

Jadi yang harus dilihat itu adalah upaya apa yang dilakukan Nabi Nuh selama bertahun-tahun agar semua (manusia, hewan, dsb) bisa selamat dari dampak banjir. Dan ini Proses.

Jika mencegah "banjir" (baca: air yang berlimpah) gak bisa, maka solusi apa yang harus diambil supaya "air yang berlimpah" ini tidak menjadi ancaman bagi warga dan lingkungannya. 

"Kapal Nabi Nuh" harusnya dimaknai sebagai suatu "Sistem yang Integral" penanganan terhadap banjir. Iya, SISTEM YANG INTEGRAL, karena kapal dijalankan dengan mekanisme tertentu, dari navigasi (arah kebijakan), life support (sistem pendukung dan mitigasi bencana), sekoci (risk management), dsb. 

Bukankah di dalam kapal Nuh juga ada "rumah" buat manusia, "rumah" buat segala macam hewan, ada tanaman dan ada persediaan makanan..? Bukankah ada "sistem mitigasi bencana" di dalam kapal dan bisa menjamin kehidupan yang aman dan nyaman selama "musim" banjir berlangsung..? 

Nabi Nuh membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan "lingkungan" di dalam kapalnya sehingga semua kepentingan bisa terakomodir. Ini menyiratkan bahwa sebagai seorang Pemimpin, Beliau berusaha mati-matian menganalisa semua dampak banjir yang akan terjadi di masa depan, dan ini bisa diartikan bahwa perlu suatu proses untuk menciptakan sistem yang handal dari kemungkinan bahaya banjir. 

Memang solusi pada waktu itu adalah dengan membuat sebuah kapal, tentu karena beberapa pertimbangan. Dan Nabi Nuh pun mampu jadi juru selamat bagi yang ingin diselamatkan, baik itu dari kalangan manusia, hewan maupun tumbuhan. 

Artinya Nabi Nuh itu berusaha keras mengantisipasi akan datangnya banjir serta TIDAK NYERAH ketika datangnya banjir padahal lebih besar berkali-kali lipat.. dan tentunya Nabi Nuh pun tidak bodoh.

😊
Semoga.. 
#ombad #tasawuf #dalam 

Catt..
Dalam doa di bawah, boleh kok kata "berlayar" dimaknai sebagai awal, dan kata "berlabuh" sebagai akhir dari masa jabatan, agar semua warga bisa selamat dari ancaman banjir..