BABI, sebagai sumber pangan protein di dunia ini sudah diternakkan sejak 3.500-4.000 tahun yang lalu. Begitupun di Nusantara, khususnya masyarakat Jawa Kuno yang telah terbiasa beternak babi, bahkan beberapa jenis babi purba diketahui telah ada di Nusantara sejak ratusan ribu tahun lalu.
Popularitas daging babi di Jawa pun surut saat Islam datang dan mengharamkannya. Selanjutnya bermunculan lah "upaya" meyakinkan buruknya daging babi dengan berbagai alasannya, meski banyak tidak benarnya.
"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang --ketika disembelih-- disebut --nama-- selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan TERPAKSA (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan TIDAK (pula) MELAMPAUI BATAS, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah: 172-173)
Kedua ayat di atas pemahamannya jangan dipotong (dipisah), tentu ada hikmah yang tersembunyi terkait kata "keadaan terpaksa" dan "tidak berlebihan", termasuk jangan suka memaksa dan bertindak berlebihan kepada yang makan daging babi ataupun jualan daging babi.
Terlalu ekstrim kan jika pemahaman "bangkai" ditakwilkan Kebusukan pikiran, jiwa dan hati; "darah" ditakwilkan Mengorbankan hak, jiwa dan nyawa orang lain; "babi" ditakwilkan Kerakusan dan nafsu syahwat yang berlebihan; ataupun keharaman dalam mempersembahkan segala sesuatu jika bukan karena Allah.. iya, terlalu ekstrim.. 😊
Jadi kalau tinjauannya perintah dan keyakinan, ya wajib diikuti meski belum paham kenapa diharamkan, jadi yakin saja bahwa :
"Dihalalkan bagi mereka yang baik‑baik dan diharamkan yang buruk‑buruk.." (QS. Al-A'raf, 7: 157)
Satu hal yang amat penting adalah jangan sampai di satu sisi mematuhi aturan agama, tetapi di sisi lain malah melanggar dan merusak aturan agama dalam lingkup Muamalah khususnya yang terkait dengan rejeki orang lain. Kan tidak lucu jika prinsip akidah "bagimu agamamu, bagiku agamaku" dirubah menjadi "bagimu agamaku, bagiku agamaku"..
Bukankah karena rahmat (kasih sayang) Allah maka babi diciptakan, terus kenapa orang yang suka ataupun dagang daging babi harus dimusuhi bahkan dipaksa tutup pintu rejekinya..?
Dan bukankah jika Babi, anjing atau apapun bisa ada dan bisa hidup di dunia ini merupakan bentuk rahmat dan keridlaan Allah dan bisa dijadikan hikmah bagi orang-orang yang menggunakan akalnya.. para Ulul Albab.
Semoga..
#ombad #tasawuf #dalam