01 July 2019

ANJING VS JUBAH SUFI

Suatu hari berjalanlah seorang laki-laki berjubah dan melintasi sebuah perkampungan.

Tak lama kemudian, seekor anjing dekil mendekati sang darwis, menghampirinya. Tanpa pikir panjang sang darwis memukulkan tongkatnya dengan keras.

Seraya meringkik kesakitan, anjing tersebut berlari menuju kediaman seorang Syeikh bernama Abu Said. Sembari menjilat-jilat kakinya yang terluka, si anjing menuntut keadilan atas perlakuan kasar tersebut. Maka sang darwis pun dipanggil.

Abu Said : “Hai orang yang kasar! Bagaimana bisa engkau memperlakukan seekor binatang yang lemah dengan cara seperti itu. Tidakkah engkau lihat akibat dari perbuatanmu telah menyebabkan kakinya pincang..?”

Sang Darwis : “Itu bukan kesalahanku, semua itu semata kesalahannya sendiri. Aku tidak serta merta memukulnya, akan tetapi karena ia telah mengotori jubah kesayanganku.”

Abu Said : “Apa benar begitu..?” (sambil menoleh ke si anjing)

Anjing : “Memang benar, Tuan. Aku menjilati jubah beliau, sebab aku melihat betapa agung dan mulianya sang darwis dengan jubah yang dikenakan. Sebagai seorang yang agung, aku menganggap bahwa aku akan aman jika dekat dengannya. Namun penilaianku ternyata keliru. Andai saja aku melihatnya berpakaian layaknya seorang biasa, tentu saja aku tak akan mendekatinya. Kesalahanku sebenarnya telah menganggap bahwa penampilan orang yang tampak memiliki keagungan ini menunjukkan keamanan.”

Abu Said : “Lantas, keadilan seperti apa yang kau inginkan..?”

Anjing : “Jika Tuan ingin menghukumnya, tolong lepaskan darinya pakaian agung yang dikenakannya karena pakaian seperti itu hanya pantas dikenakan oleh orang-orang yang suci.”

**

Suatu ketika Rasulullah SAW bersama para sahabatnya sedang duduk di dalam masjid.

Mereka dikejutkan dengan kehadiran orang asing dengan tingkah kurang menyenangkan. Seseorang Badwi yg mendadak kencing di pojokan masjid.

Sontak, kelakuan orang Badwi ini membuat marah para sahabat. Kata-kata bernada keras pun meluncur dari lidah mereka. Para sahabat hendak mencegah air najis si Badwi mengotori kesucian masjid.

Menanggapi peristiwa ini, Rasulullah tetap tenang. Beliau justru melarang reaksi sahabatnya yang berlebihan dan membiarkan si Badwi menuntaskan buang air kecilnya.

Usai kencing, Nabi lantas memberi nasihat bijak kepada si Badwi tentang fungsi dan etika memperlakukan masjid.

Berdirilah, ambilkan seember air dan guyurlah air kencing tersebut,” kata Rasulullah kepada para sahabat.

Mereka kemudian bangkit dan melaksanakan perintah ini.

Selanjutnya Rasulullah SAW berpesan,

Fa innama bu‘itstum muyassiriin wa lam tub’atsu mu‘assirin".

"Sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk membuat kesulitan.”

Semoga..
#ombad #tasawuf