30 June 2019

ISLAM MENYEMPURNAKAN ?

Jika bicara "Islam menyempurnakan".. maka harusnya nilai dari agama samawi yang lain pun dipelajari, supaya paham sempurnanya Islam itu di mana. Ada hikmah tersembunyi ketika dalam Rukun Iman ada perintah mengimani kitab-kitab dan Nabi-nabi Allah yang lain.

Kesempurnaan yang harus ditemukan oleh para pemeluknya ini seperti halnya "merangkai puzzle" yang masih terpisah-pisah bahkan masih seperti yang saling bertabrakan. Ada nilai-nilai yang susah dimunculkan tapi nilai tersebut mudah dilihat dalam "agama" lain.

"Agama-agama" yg dimaksud ini, bukan sekedar agama secara kelembagaan atau KTP, tetapi terkait suatu "value", seperti budaya, adat kebiasaan, etos kerja, adab, akhlak, dsb yang tanpa disadari sudah menjadi "intisari" ajaran agama. Dan nilai-nilai seperti ini pun banyak dan bertebaran dalam tataran lokal (local wisdom), meski susah "disambungkan" dan "diselaraskan" karena keterbatasan pemahaman dalam memahami agamanya.

Jangan sampai ikut-ikutan fenomena karbitan jaman now itu, dimana baru memahami satu dua potongan puzzle saja sudah merasa bisa merangkai dan menyimpulkan keseluruhan puzzle, padahal potongan puzzle-nya masih tercerai berai, masih terkotak-kotak dan belum bisa terintegrasi.

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling KENAL-MENGENAL.." (QS. Al-Hujurat: 13)

"Saling kenal-mengenal" (lita'arafu) bukan sekedar kenal saja, tapi berhubungan dengan mengenali suatu nilai-nilai (value) kemuliaannya, kemudian bisa mengadopsi nilai-nilainya. Hal ini bertujuan agar masing-masing pribadi bisa meningkatkan derajat ketakwaannya di hadapan Tuhannya.

Bukankah "Allah memuliakan bani Adam" supaya masing-masing bisa saling mencari, menggali, memahami dan mengadopsi value kemuliaannya, dan akhirnya diharapkan bisa memahami kemuliaan dan kesempurnaan bani Adam, artinya dibalik bungkus fisik bani Adam ini terdapat isi yang sangat luas dan dalam. 

Makanya sungguh beruntung orang-orang yg pernah "menggali local wisdom" ataupun pernah hidup di luar negeri (lingkungan yang heterogen) serta bergaul dengan berbagai tipe manusia, ilmu serta budaya yg berbeda-beda. Dan kemudian bisa mengambil nilai dan hikmahnya, bukan sekedar menonjolkan bungkus tanpa isi, ritual tanpa esensi, serta asesoris tanpa nurani.

Semoga..
#ombad #tasawuf