14 April 2019

MUKASYAFAH

Mukasyafah (kasyafa) adalah tersingkap atau terbukanya hijab atau rahasia. Imam Al-Ghazali ra. menyebutkan kondisi ini sebagai Fauqa Thuril 'Aqli, ilmu yg berada di puncak atas akal, melampaui kekuatan pengetahuan dalam taraf jangkauan akal manusia.

Menurut Imam Ghazali, Mukasyafah terdiri dari 2 jenis :

1. Mukasyafah RUBBIYAH.

Mukasyafah Rubbiyah ini merupakan pengalaman keteringkapan tirai sifat Ketuhanan. Dalam kondisi ini, seorang hamba mampu mengetahui rahasia-rahasia Al-Haq, bahkan pada puncaknya seorang hamba akan mampu melihat-Nya. Ini merupakan puncak dari semua ilmu karena  berhubungan dengan hati, ruh, jiwa dan pensucian jiwa. Mukasyafah Rubbiyah atau biasa disebut Bashirah ini dibukakan untuk para Shiddiqin dan Muqarrabin, karena mereka bisa berdzikir secara sirr (rahasia).

Dalam Tafsir Al-Qurthubi disebutkan, 

"Maka terbukalah hijab atau tutup, lalu mereka melihat kepada- Nya. Demi Allah tidak pernah memberikan kepada mereka sesuatu yg amat menyenangkan mereka kecuali penglihatan itu (mukasyafah)."

"Allah menganugerahkan al-Hikmah (kefahaman yg dalam tentang Alquran dan Sunnah) kepada siapa yg Dia kehendaki. Dan barangsiapa yg dianugerahi al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yg banyak.." (QS. Al-Baqarah : 269)

2. Mukasyafah GHAIBAH.

Mukasyafah ini sebenarnya tidak mempunyai kaitan dengan Mukasyafah Rubbiyah dan tidak bisa dianggap sebagai anugrah suci yg merupakan rahmat bagi orang-orang sholeh. Jenis Mukasyafah ini lebih kepada persoalan bakat, seperti halnya penglihatan mistik atau hal ghaib (paranormal). Bahkan jenis ini bisa diupayakan dengan usaha (riyadhah) tertentu untuk mengasah ketajaman bakatnya.

**

Seseorang yg telah terbuka Mukasyafah Rubbiyah (Bashirah) nya itu tidak akan sembarangan "membuka" penglihatannya karena terikat dengan "etika tasawuf".

Bisa menafsirkan mimpi (mimpi Afaqi) seperti Nabi Yusuf as. pun termasuk Mukasyafah Rubbiyah, dan terjamin kebenarannya.

Dalam kitab Sirrur Asrar (Syeikh Abdul Qadir al-Jailani qs) disebutkan bahwa para Wali Allah itu adalah orang-orang yg diperkuat dengan Karamah, tetapi mereka tertutup dalam Karamah, mereka tidak diberi izin untuk menjelaskannya, karena menjelaskan rahasia ketuhanan adalah kufur. Jadi, mereka tertutup karena Karamah itu haidnya seorang lelaki.

Dan ini tentu berbeda dengan Mukasyafah Ghaibiyah yg bisa bebas diberitahukan kepada siapapun, bahkan dijadikan acara di TV, dipublikasikan, dan tentunya belum tentu benar.

Jadi jika di depan publik ada seseorang yg mengaku memperoleh mukasyafah ataupun isyarat-isyarat kasyaf, anggaplah itu mukasyafah Ghaibah, anggaplah paranormal.. atau anggaplah itu untuk motivasi aja.. 😀

Itu makanya Syeikh Abul Hasan Syadzili ra. mengingatkan,

"Jika Kasyaf bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah, tinggalkanlah Kasyaf dan berpeganglah pada Al-Qur’an dan Sunnah. Katakan pada dirimu : Sesungguhnya Allah SWT menjamin keselamatan saya dalam kitab-Nya dan Sunnah Rasul-Nya dari kesalahan, bukan dari Kasyaf, Ilham, maupun Musyahadah sebelum mencari Kebenarannya dalam Al-Qur’an dan Sunnah terlebih dahulu."

Semoga...
#ombad #tasawuf #mukasyafah