Anda pernah cium batu yg nempel di Ka'bah (Hajar Aswad)..?
Meski di sekitar sangat ramai, baik suara maupun sesaknya orang-orang, tapi terasa sangat hening ketika sedang mencium batu tersebut.
Anda pernah Wukuf di Arafah..?
Puncak dari ibadah haji ini pasti dihadiri oleh semua jemaah haji yg berjumlah jutaan, tetapi "keramaian" jutaan jemaah itu seolah sirna dalam Keheningan ketika sedang Wukuf.
Ada apa dengan "Hening"..?
Apakah banyak pikiran itu belum "hening"..?
Apakah "damai" itu berhubungan dengan "hening"..?
Apakah Dzikir Sirr tanpa huruf dan kata itu berhubungan dengan "hening"..?
Dan apakah mendekati yg Maha Sendiri itu akan merasa "hening"..?
Jawaban-jawaban di atas mungkin hanya bisa dijawab dalam "keheningan" dan bukan dalam kondisi "ramai". Dan "Hening" itu ketika pikiran-pikiran kita sudah bisa "diam".
Satu hal yg pasti, "hening" itu bukan sepi dan kesepian.
Rasulullah SAW bersabda :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من احب لقاء الله احب الله, لقاءه ومن كره لقاء الله كره الله لقاءه
“Barangsiapa yg merindukan pertemuan dengan Allah, maka Allah pun akan merindukan pertemuannya dengan diri-Nya. Dan barangsiapa yg tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun tidak menyukai pertemuan dengannya.” (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda,
"Diantara kesempurnaan iman seseorang adalah meninggalkan suatu pekerjaan yg tidak menjadi kepentingannya." (HR. Tirmidzi)
Ahh, memang masih terlalu banyak rahasia yg tersembunyi ketika Rasulullah SAW "mengheningkan" diri di Gua Hira.
Semoga...
#ombad #tasawuf