29 March 2018

PELINTIRAN

Hoax itu awalnya muncul melalui "pelintiran" kejadian nyata. Misalnya seperti ini:

- Kejadian nyata :

"Ustat A kecelakaan motor karena tanpa sengaja motor yg sedang dikendarainya kesenggol kendaraan lain. Ustat A pun luka parah sampai harus ke RS."

Berita ini disertai foto korban atau kecelakaan.

- Tukang hoax memelintirnya jadi:

"Marak terjadi penganiayaan terhadap Ulama-ulama kita. Banyak dari Ulama kita yang sedang terancam keselamatannya, seperti halnya Ulama A. Waspadalah terhadap rezim yang semakin kejam.”

Disertai foto yg sama sambil ditonjolkan kondisi lebam-lebam dan berdarah-darahnya biar lebih dramatis..

Dan karena penyebarannya masif maka banyak orang yg tertipu dan jadi bodoh, dengan tanpa check & recheck maka akhirnya hoax tersebut akan dianggap sebagai suatu fakta (kebenaran). Dan pola seperti ini paling banyak dalam urusan politik, baik yg langsung maupun tidak langsung efeknya. Kenapa para "fans" ini mudah terpengaruh..? Karena adanya rasa Antipati dan Kebencian di hatinya (misalnya kepada Pemerintahnya sendiri, yg memang bukan "pilihan" nya).

Kalau bersikap kritis ya bagus-bagus aja, cuma kadang karena adanya rasa Kebencian yg tinggi, maka yg penting adalah cepat men-share atau menyebarkan segala hal yg "jelek".. asalkan "jelek" maka wajib disebarkan.

Jadi keberfihakan yg menggebu-gebu akan makin membuat semakin tidak objektif, dan akhirnya semakin membuat bodoh.. Kenapa..? Karena Akal nya hanya dipakai menganalisa dengan data yg "setengah" atau "sebelah", data yg sesuai dengan perasaannya.. sampai akhirnya ia akan "menutupi" sisi yg bersebelahan dengan dirinya. Dan karena ia hanya melihat satu sisi, maka tanpa disadari, logikanya pun akan menjadi "cacat".. Dari sinilah, perasaan merasa paling benar dan paling pintar muncul, meski aslinya adalah "kecacatan" dalam berpikir atau dengan kata lain adalah "bodoh" dan cuma "kulit" aja.. semisal, seorang ahli keuangan berlevel internasional yg disalah-salahkan seseorang yg bukan ahli dibidang keuangan.. :D

Kebodohan seperti ini selain bisa merugikan diri sendiri, juga bisa menyebabkan kerugian pada orang lain. Kebodohan seringkali menimbulkan Kerusakan yg sangat besar. Kebodohan bisa lebih berbahaya dari Perampok. Perampok tidak menularkan kejahatannya, tetapi seseorang yg Bodoh, baik disadari maupun tidak, bisa merusak mental dan pikiran orang lain sekaligus menularkan kebodohannya. Jika ini terjadi, maka bisa muncul keresahan dan kerusakan tatanan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Apalagi diantara korban hoax ini  belum menyadari bahwa hoax yg dimasifkan ini sudah dirancang untuk suatu "tujuan" tertentu dengan "mengolah" isu-isu tertentu, dan tentu ujungnya adalah stabilitas politik pemerintah, atau dengan kata lain agar supaya rakyat tidak percaya kepada Pemerintahnya. Dan para korban hoax inipun keburu "teracuni" dan dengan tanpa disadari mereka pun dengan sukarela jadi corong-corong kepentingan politik.

Dan siapa yg diuntungkan..? Siapapun yg ingin "muncul" sebagai bintang penolong ataupun solusi, saat kondisi negara dan bangsa "carut marut" (menurut pikirannya sendiri).. :D

Semoga..
#ombad #turnbackhoax