Pemilu pertama jaman Orba dilaksanakan pada tahun 1971, meski Soeharto sudah menduduki kursi kekuasaan sejak 1967. Pemilu 1971 bukan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, tetapi hanya anggota DPR, DPRD (Provinsi & Kabupaten). Pemilihan Presiden beserta wakilnya menjadi tanggung jawab Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Pemilu 1971 masih diikuti cukup banyak kontestan, yakni 9 partai politik dan 1 "organisasi masyarakat" yaitu GOLKAR. Hebatnya, Golkar sebagai pendatang baru, langsung menang mutlak, mengalahkan pilihan mayoritas waktu itu, yaitu PNI dan NU.. 😂
Para peserta Pemilu 1971 antara lain: Partai Katolik, Partai Nahdlatul Ulama (PNU), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Partai Kristen Indonesia, Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Islam PERTI, Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Partai Muslimin Indonesia, dan Golongan Karya (Golkar) dari ormas.
Saat Orde Baru berkuasa, pada tahun 1973, puluhan partai politik "disederhanakan" menjadi dua partai politik yaitu PPP dan PDI, serta satu "bukan partai politik" yaitu GOLKAR (Golongan Karya).
Dan ngenesnya, ormas NU yang waktu itu masih "berpolitik" dan berafiliasi ke PPP, para aktivisnya banyak menderita khususnya saat musim Pemilu (1977, 1982 dan 1987). Guru atau Kyai saya yang punya pesantren di kampung pun menjadi salah satu korbannya, wafat saat khutbah Jumat akibat sakit jantung, setelah lingkungan pesantrennya selama berapa minggu "dijaga" para personel ABRI.
Bapak saya dan teman-temannya pun kena imbasnya, karena beliau juga aktivis NU, harus sembunyi, banyak fitnah, ancaman dan teror via surat kaleng, bahkan sampai mau diculik malam-malam.. padahal Bapak saya itu PNS (guru) lho.. 😊
Kondisi seperti inipun dialami para aktivis PNI yang katanya harus berafiliasi ke PDI, mereka banyak mengalami diskriminasi termasuk urusan administrasi dan karirnya.
Perlu diketahui, dalam PPP ini tergabung Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) dan Persatuan Tarbiyah Indonesia (PERTI). Sedangkan dalam PDI tergabung Partai Katolik, Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Murba dan Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI).
Untungnya, waktu jaman ketua PBNU-nya Gusdur, pada Muktamar ke-27 NU di Situbondo tahun 1984, menyepakati hasil terpenting yaitu kembalinya NU ke Khittah 1926 dan penerimaan terhadap Pancasila sebagai asas tunggal.
Ormas NU pun netral kembali (Khittah 1926) serta membebaskan para anggotanya dalam urusan perpolitikan. Dan dengan pertimbangan "keselamatan", Bapak saya pun "masuk" Golkar.. dan akhirnya jadi Tutor P4 Nasional.. 😂
Ehh.. pas Gusdur bikin PKB pada bulan Juli 1998.. malah ikut nyebarin PKB.. NU hard core juga.. untung sudah pensiun.. 😂
Nah.. pengalaman seperti itu yang menyebabkan saya kurang suka politik dan berpolitik, meski dulu sama ortu disuruh jadi aktivis dan masuk partai paporitnya.. 😂
Semoga..
#ombad #sejarah #NU