06 July 2017

DASAR NDESO...!

Pada suatu hari Luqman al-Hakim bersama anaknya pergi ke pasar dengan menaiki seekor Keledai. Ketika itu Luqman naik di punggung Keledai sementara anaknya mengikuti di belakangnya dengan berjalan kaki. Melihat tingkah laku Luqman itu, ada orang yg berkata,

“Lihat itu orang tua yg tidak merasa kasihan kepada anaknya, dia enak-enak naik keledai sementara anaknya disuruh berjalan kaki.”

Setelah mendengarkan gunjingan orang orang, maka Luqman pun turun dari keledainya itu lalu anaknya diletakkan di atas keledai tersebut. Melihat demikian, maka orang-orang itu berkata pula,

“Hai, kalian lihat, ada anak yg kurang ajar. Orang tuanya disuruh berjalan kaki, sedangkan dia enak-enaknya menaiki keledai.”

Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas punggung keledai itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang-orang juga ribut menggunjing,

“Hai teman-teman, lihat itu ada dua orang menaiki seekor keledai. Kelihatannya keledai itu sangat tersiksa, kasihan ya.”

Karena tidak suka mendengar gunjingan orang-orang, maka Luqman dan anaknya turun dari keledai itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata,

“Hai, lihat itu. Ada dua orang berjalan kaki, sedangkan keledai itu tidak dikenderai. Untuk apa mereka bawa keledai kalau akhirnya tidak dinaiki juga.”

Ketika Luqman dan anaknya dalam perjalanan pulang ke rumah, Luqman al-Hakim menasihati anaknya tentang sikap orang-orang dan keusilan mereka tadi.

Luqman berkata,

“Sesungguhnya kita tidak bisa terlepas dari gunjingan orang lain.”

Anaknya bertanya,

“Bagaimana cara kita menanggapinya, Ayah..?”

Luqman meneruskan nasihatnya,

“Orang yg berakal tidak akan mengambil pertimbangan melainkan hanya kepada Allah SWT. Barangsiapa mendapat petunjuk kebenaran dari Allah, itulah yg menjadi pertimbangannya dalam mengambil keputusan.”

Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya,

“Wahai anakku, carilah rizki yg halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya orang fakir itu akan tertimpa tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (kepribadiannya). Lebih dari sekedar tiga perkara itu, orang-orang yg suka merendah-rendahkan dan menyepelekannya.”

DASAR NDESO...!

Seperti itulah yg terjadi sekarang, semisal kepada Presiden Jokowi. Memang serba salah sich kalau menghadapi para pemilik otak somplak dan pikiran yg salah tempat. Hati pun bisa keki jika mengikuti pandangan para pembenci dan pendengki. Dasar Ndeso..!

Pakai sepatu murah yg 200rb dibilang "pencitraan". Pakai sepatu mahal yg 2jt dibilang "nggak peka". Pakai sendal ke masjid, dibilang "sok alim". Ehh, telanjang kaki ke sawah pun dibilang "kampungan". Dasar Ndeso...!

Apapun akan terlihat salah jika matanya berkacamat Dengki. Itu makanya kata Kanjeng Nabi juga, dengki itu seperti api yg memusnahkan kayu bakar, nafsunya jadi memusnahkan Objektivitas dan Nalar. Hawa Nafsu yg membuat hati menjadi keras dan tumpul. Semua akan selalu jadi salah di mata para Pendengki dan Pembenci. Kesederhanaan dibilang "pencitraan". Keren dikit dibilang "nggak merakyat". Dasar Ndeso...!

Jadi mirip kisah Luqman al-Hakim yg bersama anaknya pergi ke pasar dengan keledainya. Selalu ada aja yg menyalahkan. Bapaknya yg naik keledai disalahin, anaknya yg naik keledai disalahin, keduanya naik keledai tetap disalahin.. ehh, keduanya tidak naik keledai pun tetap disalahin... Dasar Ndeso...!

Pinteran dikit donk... kan malu-maluin diri sendiri... Dasar Ndeso...!!

:D
#ombad