KDRT
Setelah mendengar dari banyak hal, sy menyimpulkan bahwa lelaki pelaku KDRT itu punya 3 kemungkinan, yaitu :
1. Lelaki Pengecut.
Kalo mau pukul-pukulan mah sesama lelaki donk.. dasar kantong kresek.
2. Punya memory masa lalu buruk.
Mungkin dia sering dipukul oleh ortunya, korban gak jelas ortunya, atau korban bully temen-temennya.
3. Gangguan Jiwa..
Agama secara tegas melarang hal seperti ini.. mendidik itu tidak perlu dengan pukulan..
"Tidakkah malu orang yang memukul istrinya di awal hari lalu menggaulinya di ujung hari..?" (Hadist)
Jangan-jangan istrinya itu dianggap Kuda.. dicambuk, dipukul.. terus dinaiki.. sungguh kegilaan yang haqiqi..
Sementara itu korbannya... ahsudahlah.. terlalu banyak hal.. yang pasti, baik pelaku dan korban pun banyak yang mengecap pendidikan tinggi.. S1, S2 bahkan S3.. artinya pendidikan tinggi seseorang itu tidak menjamin orang terbebas dari penyakit kejiwaan.. 🤣
Jadi,
"Untuk alasan apa kamu masih memukul istrimu padahal kamu masih menggaulinya..?" (HR. Bukhari)
Alasan penyakit jiwa tentunya.. bentuk dari keras dan getasnya hati..
إِنَّ اللهَ إِذَا ارَادَ بِاهْلِ بَيْتٍ خَيْرًا أَدْخَلَ عَلَيْهِم الرِّفْقَ
“Sesungguhnya jika Allah menghendaki kebaikan bagi sebuah keluarga maka Allah akan memasukkan KELEMBUTAN kepada mereka..” (HR. Ahmad)
**
Ada satu kisah pada rumah tangga putri Rasulullah SAW yakni Fatima rah dan suaminya Ali bin Abi Thalib kw. Ketika ada percekcokan antara keduanya, 'Ali keluar dari rumahnya dan meninggalkan istrinya, menuju ke mesjid, itikaf dan berbaring di dekat dindingnya.
Datanglah Nabi SAW menyusul 'Ali setelah beliau tidak mendapatinya di rumahnya. Ketika beliau menanyakan keberadaan Ali, orang pun menunjukkan ‘Dia sedang berbaring dekat dinding’. Nabi SAW datang mendekat kepada Ali sementara punggung Ali penuh dengan debu atau tanah. Mulailah Nabi SAW mengusap debu tersebut dari punggung Ali seraya berkata, “Duduklah, wahai Abu Turab!” (HR. Bukhari)
Duduk adalah ajaran yang dicontohkan oleh Nabi SAW ketika sedang merasa marah. Diharapkan, rasa marahnya hilang dengan berdzikir dengan posisi duduk.. bermeditasi. Selain itu, hendaknya suami memikirkan hal positif dari istri agar tidak lagi emosi.
Nabi SAW bersabda: “Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika ia membenci satu perangai dari si mukminah, niscaya ia akan ridha dengan perangainya yang lain.” (HR. Muslim)
Mudah-mudahan kisah ini bisa dipahami.. bagaimana cara mengontrol emosi, bagaimana supaya tidak larut dalam kemarahan, dan bagaimana caranya melembutkan hati.
**
Dan lingkar-lingkar karma,
Berulang dan berputar lama,
Tersimpan erat di dalam dada,
Mendekap hal yang tak berbeda.
Berbahagialah anda yang tidak mengalami atau melakukannya..
Semoga..